Selasa, 12 Juni 2012

~* Satu Gereja Masuk Islam *~


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ .. .


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.. .


masuk islam

Satu gereja masuk islam? Benarkah?

Ini adalah sebuah kisah nyata seorang pemuda muslim yang tinggal di Amerika. Kisah ini terjadi pada tanggal 22 Februari 2006. Semoga الله memberikan kita kekuatan dakwah seperti pemuda ini.

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini merupakan salah seorang manusia yang diberi nikmat oleh الله I berupa ilmu tentang agama Islam, bahkan ia mampu mendalaminya. Selain sebagai seorang pelajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka akrab. Keakraban pemuda Arab itu dengan seorang Nasrani dilandasi harapan semoga الله I memberinya hidayah untuk masuk Islam.
Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika, dan melintas di depan sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Si Nasrani akan memasuki gereja tersebut, dan meminta agar pemuda Arab itu turut masuk ke dalam gereja. Semula pemuda Arab tersebut keberatan dengan permintaan temannya itu, namun karena ia terus didesak, akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaan si Nasrani itu. Lalu masuklah ia ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta gereja itu masuk, para hadirin serentak berdiri untuk memberikan penghormatan. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika memandang para hadirin. Ia pun berkata ; “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku berharap ia keluar dari sini.” Pemuda Arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata ; “Aku minta ia keluar dari sini dan aku akan menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda Arab itu beranjak keluar. Di ambang pintu, ia bertanya kepada si Pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim?” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” 

Kemudian ia hendak beranjak keluar. Namun si Pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Tujuannya untuk memojokkan dan mempermalukan pemuda tersebut, sekaligus mengokohkan agama dan gerejanya. Si Pendeta berkata, “Aku akan membiarkan anda keluar dari tempat suci ini setelah aku mengajukan kepada anda 22 pertanyaan, dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Sang pemuda Arab tersebut tersenyum dan berkata, “Silahkan!”
Sang Pendeta pun mulai bertanya dengan pertanyaan yang tidak masuk akal :

1. Sebutkan satu yang tidak akan ada duanya,
2 Dua yang tidak akan ada tiganya,
3 Tiga yang tidak akan ada empatnya,
4 Empat yang tidak akan ada yang limanya,
5 Lima yang tidak akan ada enamnya,
6 Enam yang tidak akan ada tujuhnya,
7 Tujuh yang tidak akan ada delapannya,
8 Delapan yang tidak akan ada sembilannya,
9 Sembilan yang tidak akan ada sepuluhnya,
10. Sesuatu yang bernilai sepuluh,
11 Sebelas yang tidak akan ada dua belasnya,
12 Dua belas yang tidak akan ada tiga belasnya,
13 Tiga belas yang tidak akan ada empat belasnya,
14 Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15 Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16 Siapakah yang berdusta namun masuk ke surga?
17 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah
  namun Dia mencelanya?
18 Sebutkan makhluk yang diciptakan الله dengan tanpa ayah dan ibu!
19 Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang di’adzab dengan api dan siapakan yang terpelihara dari api?
20 Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang di’adzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22 Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan 2 di bawah sinaran matahari?

Mendengar pertanyaan yang aneh dan dibuat-buat tersebut pemuda itu pun tersenyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada الله. Setelah membaca bismillah ia berkata :


1. Satu yang tidak mungkin ada duanya ialah الله.

2. Dua yang tidak mungkin ada tiganya ialah malam dan siang.  الله berfirman:
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Surat Al Isra’, ayat 12).

3. Tiga yang tidak mungkin ada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan perahu, membunuh seorang anak kecil, dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. (Surat Al Kahfi, ayat 71-82).

4. Empat yang tidak mungkin ada limanya adalah empat kitab samawi: Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur’an.

5. Lima yang tidak mungkin ada enamnya ialah shalat lima waktu.

6. Enam yang tidak mungkin ada tujuhnya ialah jumlah hari ketika الله menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tidak mungkin ada delapannya ialah langit yang berjumlah tujuh lapisan. الله berfirman:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis…” (Surat Al Mulk, ayat 3).

8. Delapan yang tidak mungkin ada sembilannya ialah malaikat pemikul ‘Arsy Ar-Rahman. الله berfirman:
“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas kepala mereka.” (Surat Al Haaqah, ayat 17).

Pemuda arab itu terus melanjutkan perkataannya. Ia menjawab pertanyaan yang dibuat-buat dengan jawaban yang sesuai dengan firman الله. Walaupun pertanyaan itu sengaja dibuat hanya untuk mempermalukannya, namun pemuda itu mampu menjawabnya dengan tenang. Hingga sampailah pada jawaban yang terakhir;

Adapun pohon yang memiliki 12 ranting, mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan 2 di bawah sinaran matahari maknanya:
Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

Pendeta dan para hadirin pun merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian pemuda itu pun pamit ketika semua sedang terbuai dalam kekaguman terhadap jawabannya. Namun sebelum pergi, pemuda itu meminta si Pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh si Pendeta.

Pemuda ini berkata; “Apakah kunci surga itu?” Mendengar pertanyaan itu lidah si Pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan ngawur kepadanya dan pemuda itu mampu menjawab semuanya. Sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan masuk akal, namun anda tidak mampu menjawabnya!”

Pendeta tersebut berkata; “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.”
Mereka menjawab; “Kami akan menjamin keselamatan anda. Sang Pendeta pun berkata; “Jawabannya ialah Asyhadu alla Ilaaha Illallaah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Lantas si Pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu pun memeluk agama Islam. Sungguh الله  telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa.

Kisah nyata ini diambil dari mausu’ah Al-Qishash Al-Waqi’ah melalui internet, www.gesah.net. Orang yang berakal (termasuk para pendeta), sebenarnya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad r dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat. Namun apa yang menyebabkan hati para pendeta itu masih tertutup, bahkan cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya. Semoga الله memberikan hidayah kepada mereka yang mau berpikir.
ﺁﻣِّﻴﻦَ ﻱَ ﺭَ ﺑَّﻞْ ﻋَﻠَﻤِﻴّﻦْ ..



وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ