بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ .. .
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.. .
Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam
demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak. Waktu tak dapat
ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu
artinya, usia kita pun berkurang. Kita… semakin dekat ke liang lahat.
Saudaraku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti
mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada
kesengseraan neraka. Nauzubillah….
Rasul saw. Menyifatkan cepatnya perjalanan waktu kehidupan seperti
perjalanan seorang musafir yang hanya sejenak berhenti di bawah pohon di
tengah perjalanan yang amat panjang. Para ulama juga banyak menguraikan
ilustrasi tentang hidup yang amat singkat ini. “Umurmu akan mencair
seperti mencairnya es, ” kata Imam Ibnul Jauzi. (Luthfu fil Wa’z, 31)
Saudaraku, sahabatku,
Semoga Allah memberkahi sisa usia kita, Permasalah terbesar setiap orang adalah ketika kecepatan umur dan waktu hidupnya tidak seiring dengan kecepatannya untuk menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat. Ketika, usia yang sangat terbatas itu tidak berfungsi sebagai pelindung diri dari beratnya adzab dan siksa Allah swt. Di saat, banyaknya hembusan dan tarikan nafasnya tak sebanding dengan upaya dan jihadnya untuk terhindar dari lubang kemurkaan Allah. Ketika, jumlah detak jantung dan aliran darah yang di pompa di dalam tubuhnya, tak sebanyak gerak dan tingkahnya untuk menjauhi berbagai kemaksiatan yang dapat memunculkan kesengsaraan akhirat.
Saudaraku,
Sesungguhnya jiwa kita adalah milik Allah dan kepada-Nya lah jiwa ini akan kembali….
Suasana hati seperti inilah yang perlu kita tumbuhkan. Adakah di antara kita yang tidak mempunyai dosa? Atau merasa mampu menebus kotoran dan dosa yang telah dilakukan selama puluhan tahun usia yang telah lewat? Tentu tidak. Perasaan kurang, merasa banyak melakukan kemaksiatan, lalu menimbulkan penyesalan adalah bagian dari pintu-pintu rahmat Allah yang akan mengantarkan kita pada taubat. Suasana hati seperti inilah yang akan mendorogng pemilikinya bertekad mengisi hari dengan amal yang lebih untuk menebus kesalahan yang lalu.
Saurdaraku, mari menangguk pahala, meraih rahmat dan ampunan Allah
sebanyak-banyaknya sekarang juga. Perbanyaklah dzikir, bersedekah,
berjihad dan beramal shalih…..Tak ada kata terlambat untuk melakukan
kebaikan. Sekarang dan jangan tunda-tunda lagi niat baik kita…. Semoga
Allah meneguhkan kekuatan kita untuk melakukan kebaikan yang kita
niatkan… ﺁﻣِّﻴﻦَ ﻱَ ﺭَ ﺑَّﻞْ ﻋَﻠَﻤِﻴّﻦْ ...
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Salam Ukhuwah…..