Rabu, 20 Juni 2012

~* AIR TENANG MENGHANYUTKAN…. *~





Pepatah yang sering kita dengar saat kita bersekolah dibangku Sekolah Dasar dalam pelajaran bahasa indonesia, Air Beriak Tanda Tak Dalam Air tenang Menghanyutkan. Biasanya disambung lagi dengan pepatah Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Pepatah tersebut memimiliki arti bahwa orang yang tenang jauh lebih berbahaya, jauh lebih tangguh dan kuat dari pada yang banyak bicara,

orang yang tenang biasanya adalah yang berilmu dan memiliki pemahaman yang cukup dalam terhadap sesuatu , bebeda dengan yang tidak memiliki ilmu biasanya lebih grusa-grusu atau tergesa-gesa. Padahal grusa-grusu atau ketergesaan adalah datang dari syaithan, yang meniupkan kecemasaan di hati manusia. Orang yang melakukan segala sesuatu dengan penuh tergesa-gesa biasanya akan memperoleh kekecewaan karena hasilnya selalu tidak sesuai dengan keinginan bahkan malah gagal total. Betul kan ??? jujur saja, saya juga mengalaminya kok ^^

Pengalaman saya beberapa waktu yang lalu, ketika akan pentas nasyid di walimatul ursyi tahun 2006 silam. Acara pukul 08.00, dan nasyid diminta untuk hadir 07.00 dilokasi. Tetapi hingga 06.30 , personil belum juga kumpul di markas untuk berangkat bersama ke lokasi dengan nada agak emosi dan kesal , akhirnya bisa juga kumpul dan berangkat ke lokasi nyaris terlambat dan tergesa-gesa, sampe di lokasi ternyata kabel gitar ketinggalan dan harus pulang lagi untuk mengambilnya. Intinya kalo kita tergesa-gesa apa yang kita inginkan justru amburadul dan mungkin juga gagal total.

Kita kembali ke filosofi air tenang menghanyutkan, air yang tenang adalah sumber kehidupan, ikan-ikan bisa hidup, ketika ia mengalir lembut mampu menumbuhkan bibit-bibit dan menyuburkan tanah disekitarnya. Agaimana jika air yang tenang tadi kita obok-obok ( inget kan lagunya Joshua ) pasti ikannya semua pada mabok atau bahkan mati, contoh lain air yang mengalir deras seperti air bah , tsunami, justru melarutkan dan menghanyutkan bahkan menghancurkan semua yang dilewati, Humus yang merupakan tanah subur justru hilang tersapu air, bibit-bibit pun tak bisa tumbu menjadi bunga, atau derasnya air terjun yang mampu menghancurkkan batu dibawahnya. Kembali ke filosofi air tenang menghanyutkan, yang membawa sampai ke muara lautan dengan tenang tujuaannya, menyuburkan dan bermanfaat bagi yang disekelilingnya.

KETENANGAN DAN KESUKSESAN
Bisakah mengkorelasikan antar katenangan dengan kesuksesan ?? jawabnya sangat bisa . Contoh ditas sebenarnya sudah sangat menjawab pertanyaan ini. Tapi akan kita perdalam lagi dengan ayat-ayat al Quran yang memantapkan hati kita. Silakan dibuka kembali mush’af nya pada surah Al mu’minun ( 23). Pada ayat pertama dan kedua

Qod aflahal mu’minun aladzdzina hum fii Sholatihim khosyi’un,

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya,
Keberuntungan adalah sesuatu yang pastinya diinginkan setiap orang,. Keberuntungan, kesuksesan berhubungan dengan ketenangan seseorang. Seperti Air yang tenang yang mampu menyuburkan tanah, menumbuhkan bibit-bibit.

Di dalam Psikologi, manusia memiliki 3 aspek penting yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Aspek Kognisi , yang berhubungan dengan pemikiran, logika-logika, Aspek Afeksi yang berhubungan dengan emosi, suasana hati ( mood), perasaan ( feel) . dan juga Aspek Konatif , hasil dari perilakunya. Ada kasus, Seorang Anak SMA yang cerdas tetapi gagal dan tidak lulus UAN karena saat pelaksanaan Ujian ayah ibunya dalam proses perceraian , sehingga membuat emosi dan suasana hatinya murung . dan akhirnya diapun gagal menempuh ujian akhir. Dan banyak contoh kasus yang serupa, bahwa kesuksesan / perilaku seseorang didentukan oleh dinamika dari ketiga aspek tersebut.

Kembali ke surah Al mu’minun ayat 1-2, Indakator Seseorang dikatakan sukses adalah yang kusyu’ dalam sholatnya. Khusyu’ merupakan dimensi psikologis atau hati. Yang menampakan ketenangan. Orang yang kusyu’dalam sholatnya pastilah sholat dengan tenang konsentrasi penuh, dan Ihsan , Beribadah seperti Melihat Allah atau merasakan bahwa saat itu dia tengah dilihat Allah ketika shalat. Tentunya tidak berani bermain-main dalam shalatnya, pikiran pun fokus, konatif atau perilaku pun juga terkontrol, perasaan atau afeksi nya tenang.. Maka kita dilarang untuk sholat dalm keadaan mabuk, maksudnya sholat tetapi tidakmenyadari apa yang dibaca dan dilakukan, juga sholat yang dilakukan terburu-buru juga tidak boleh, karena ketergesaan adalah dari syaithan.

Orang yang tenang, Gelombang otaknya berada pada gelombang otak alfa, alam relaksasi bekerja disini. Dan disinilah Kusyu’ itu ditemui , yaitu dalam kondisi otak yang rileks. Dalam kondisi yang rileks dan tenang, inspirasi-inspiarasi akan mudah muncul, solusi-solusi akan keluar dan kesulitanpun terpecahkan, tujuan dapat tercapai, tujuan yang tercapai berarti kita telah menemukan yang namanya kesuksesan.
Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.
( Al-Fajr : 27-30)