Jumat, 30 November 2012

Mereka Berkata, "Saksikanlah, Bahwa Kami Adalah Teroris!"







Apa arti sebuah prinsip dan pendirian kalau tidak keras. Hanya ada hitam dan putih, bukan abu- abu...

Waktu hidup tidak bisa diputar kembali. Manusia akan melangkah berdasarkan pilihan yang telah mereka buat sendiri. Pilihan itu bermacam- macam bentuk dan dengan berbagai keberpihakan. Namun ada sebagian dari mereka yang telah menerima hidayah Allah, memutuskan untuk hidup menjadi hamba. Hamba yang taat pada aturan Allah yang menguasai jiwa mereka dan seisi alam raya.


Namun...

Entah mengapa, orang- orang kafir dan munafik membenci mereka. Para munafik, yang dihati dan lidahnya berbeda, yang mengaku beriman tapi sebenarnya hanya seorang penakut yang mencari keamanan dan kenyamanan diri, manusia bermuka dua yang lemah, yang kawatir dimusuhi dan ditinggalkan dunia, dan orang- orang kafir yang telah terkunci mati hati dan telinganya, telah memojokkan mereka pada dengan sebutan yang dholim... TERORIS.

Mereka dipanggil teroris, mereka diadu domba dengan muslim yang lain. Mereka diposisikan untuk sangat dibenci dan harus dibasmi.  Mereka ditekan, dianiaya, bahkan dibunuh dan diperlakukan lebih rendah dari binatang.

Padahal, duniapun telah tahu, bahwa...

Bukan Muslim yang memulai perang dunia pertama.
Bukan Muslim yang memulai perang dunia kedua.
Bukan muslim yang menghancurkan hiroshima dan nagasaki dengan menggunakan bom nuklir.
Bukan muslim 100 juta orang indian di Amerika Utara.
Bukan muslim yang menghabisi 50 juta orang india di Amerika Selatan.
Bukan Muslim yang Membunuh 20 jutaan aborigin Australia.
Bukan muslim yang mengambil 180 juta orang afrika sebagai budak dan membuang 80 persen dari mereka yang meninggal ke lautan atlantik.
Bukan muslim sang teroris sejati.

Namun...

Para pemilik hati penuh dengki dan khianat itu tetap tak perduli. Mereka semakin membabi buta menyebarkan kebencian. Kebencian itu seakan- akan ingin dipamerkan sehabis- habisnya kepada dunia. Kebencian itu telah merasuk hingga darah dan tulangnya. Kebencian itulah yang juga akan diwariskan kepada anak dan cucunya.

Apa sebenarnya yang salah dengan islam? apa yang kurang sempurna dari islam? adakah yang bisa menunjukkan satu saja kekurangan dari islam dan segala aturannya? adakah yang pantas dikatakan melebihi islam atau paling tidak sebanding dengan kesempurnaan dan kemuliaan islam mengatur kehidupan manusia?


Yakinlah, bahwa jika para pemilik hati yang tunduk akan menjawab "tidak!!". Tidak ada yang lebih sempurna dari pada islam, tidak ada yang lebih memuliakan manusia melebihi cara yang telah diatur oleh islam. Tidak ada kebenaran, selain dalam Islam.

Dan sebaliknya, para pembangkang, orang- orang munafik dan manusia pemilik hati yang dikunci mati oleh Allah, serta manusia yang mengedepankan ilmu minimalis, akan beralasan serta berpendapat dengan mengolah kata, serta mengedepankan akal mereka, supaya yang mendengarkan terhipnotis oleh mereka dan supaya yang putih pun bisa terlihat hitam.

Lalu...

Apakah para pembela agama Allah itu menyerah? Tidak!!, karena yang mereka lakukan adalah bukan karena keinginan mereka dan aturan mereka, tapi karena perintah Allah! Jadi tak akan ada kata menyerah. Mereka tak akan menyerah, karena mereka memiliki Allah, sang penguasa Alam, bahkan pemegang ubun- ubun dari para musuh- musuh mereka.  

Apakah mereka merugi?? dalam pandangan manusia kebanyakan, bahkan mereka tak hanya sekedar merugi. Namun seperti sudah menggali lubang kuburan mereka sendiri. Tapi jawablah, adakah Allah akan mengingkari janjinya, atas sebuah nyawa yang rela membela agamaNya? Adakah di dunia ini yang lebih menepati janji atas sebuah surga selain Allah Subhanahu Wata'ala?


Dan apakah para munafik dan orang- orang kafir itu menang? TIDAK!! mereka memang menganiaya dan membunuh manusia- manusia pembela agama Allah, namun mereka tak sadar bahwa dengan Allah lah sebenarnya mereka telah menabuh genderang perang. Kalau saja mereka tahu, betapa mereka telah berbuat kecerobohan dan kesalahan sangat besar atas tindakan tangan mereka itu.


Maka jangan berani berpendapat tentang besarnya kepemilikan cinta, sebelum melihat sepak terjang perjuangan prajurit Allah itu dalam menegakkan Islam. Mereka mencintai Allah dan Allahpun mencintai mereka. Mereka rela dimusuhi dan  direndahkan untuk membuktikan betapa besar cinta sejati mereka kepada Allah.


Namun...

Tuduhan itu, julukan itu tetaplah ada dan terus diucapkan manusia, "mereka adalah TERORIS"

Maka merekapun menjawab...

Jika dengan bertauhid dan menjadi hamba yang diridhoi Allah, kami disebut teroris...
Jika dengan berperang melawan kemaksiatan, demi tegaknya agama Allah kami disebut teroris...
Jika dengan melawan musuh-musuh Allah, untuk kejayaan islam kami disebut teroris...


Maka saksikanlah, bahwa kami adalah teroris!!


Voa-Islam/The Truth Seeker Media

Pernyataan SBY tentang dua negara, Israel & Palestina, itu keliru besar!





JAKARTA
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sebelum menuju Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (17/11/2012) menyatakan keprihatinannya atas peristiwa yang terjadi di Palestina.
SBY berharap kekerasan dihentikan dan Palestina menjadi negara yang merdeka.
Dalam konteks ini, menurut SBY, tak hanya ada satu negara (Israel), tapi harus ada satu negara lagi, yaitu Palestina. Jadi, harus ada dua negara, Israel dan Palestina.
Pernyataan SBY itu keliru besar! Sebab, Israel adalah penjajah, yang merampas dan menjarah tanah Palestina, lalu mengusir orang-orang Palestina dari kampung halamannya. Penjajah Israel harus mengembalikan seluruh tanah jajahannya kepada bangsa Palestina tanpa syarat.
Tanah Palestina itu bukan hanya Gaza dan Tepi Barat –itu pun (dua wilayah ini) tetap dikangkangi Israel dan seakan berdiri sendiri-sendiri bahkan diadu domba antara Faksi Fatah (Tepi Barat) dengan Hamas (Jalur Gaza).
Jadi, pernyataan SBY harus ada dua negara (Israel & Paletina) itu bisa dibilang menyesatkan, karena mengingkari sejarah, dimana Israel adalah penjajah dan penjarah yang merampas tanah Palestina.
Yang dituntut bangsa Palestina dan Dunia Islam saat ini adalah kemerdekaan penuh bangsa Palestina dengan seluruh tanah dan wilayah yang diduduki (dijajah) Zionis Yahudi alias Zionis Israel.
Maka, jika Indonesia memang mendukung kemerdekaan bangsa Palestina, jangan setengah-setengah. Mendukung Palestina sepenuhnya atau tidak sama sekali. Jika mendukung Palestina Merdeka, itu artinya jangan pernah berpikir ada negara Israel, sebab Yahudi Israel ini adalah penjajah, perampas tanah Palestina.
Tapi, jika memang setengah hati, dengan masih menyebut (mengakui) ada negara Israel, itu berarti bisa dibilang tidak sungguh-sungguh mendukung negara Palestina. Pantas saja pemerintah Indonesia selama ini tak pernah tegas dengan Zionis Israel, sering kegigit lidah dan gagap dalam bersikap. Masih ada "hati" untuk sebuah "Negara Israel"?
Pelajaran yang pernah diperoleh Menlu RI Marty Natalegawa yang diusir oleh si penjajah Zionis Israel saat ingin mengikuti KTT Gerakan Non Blok di Ramallah, Palestina, Agustus 2012 lalu, mestinya lebih menyadarkan kita, siapa sesungguhnya kaum tengik ini. Marty sendiri bilang, Israel itu negara yang menduduki (menjajah) Palestina.
"Saya kira masalah Ramallah itu (pengusiran, red) sekarang makin terang benderang, siapa Israel itu. Negara yang menduduki Palestina selama puluhan tahun, selama berdekade dia duduki Palestina," kata Marty saat ditemui di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat (detikcom, 7/8/2012).
Nah, sebagai negara yang menjajah, itu artinya, si Zionis ini bukanlah pemilik sah tanah yang didudukinya, walau secuil pun!
Jadi, alangkah tak logisnya jika ada orang yang masih berpikir tanah Palestina itu dibagi dua menjadi "Negara Israel" dan Negara Palestina. Negara Palestina, jelas! Karena, itu memang tanahnya Palestina.  Nah, "Negara Israel", dari mana?

Kita, Pemerintah dan Israel




Oleh: Nuim Hidayat (Dosen STID M Natsir, Jakarta)


Di tengah-tengah kebiadaban Israel memborbardir Gaza-Palestina, yang kini menelan korban lebih dari 100 orang, ternyata banyak pihak di Indonesia telah lama mengambil untung hubungan dagang dengan Israel. Salah satunya adalah Kementerian Perdagangan Indonesia.


Data dari Kementerian Perdagangan RI menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia-Israel cukup positif. Tahun 2007, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada tahun 2008. Tahun 2009, total perdagangan dua negara mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada tahun 2010. Data tahun 2011 menunjukkan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai USD 79 juta. (lihat www.merdeka.com/uang/bagaimana-hubungan-dagang-indonesia-israel-terjalin.html)



Salah satu perusahaan ekspor-impor yang menjalin hubungan dagang dengan Israel adalah Indolink yang bermarkas di Israel. Dalam profil perusahaan disebutkan bahwa visi dan misi perusahaan tersebut adalah membantu pengusaha antar dua negara menjalin kerjasama strategis dan saling menguntungkan. Indolink mengaku mengambil peran sebagai agen bisnis perusahaan Indonesia di Israel. Sebab, perusahaan berjanji memberi layanan menyeluruh bagi importir dan distributor Indonesia yang tertarik bekerjasama dengan suplaier dari Israel mulai dari penjajakan produk, negosiasi harga, perjanjian kerjasama hingga transaksi.


Menurut Indolink dalam websitenya, menjalin hubungan antara Israel dan Indonesia memerlukan pengetahuan khusus akibat tajamnya perbedaan mentalitas antara kedua bangsa. Penampilan bangsa Israel memang nampak seperti orang Eropa atau Amerika, namun kenyataannya mereka mempunyai mentalitas tersendiri yang bukan Eropa, bukan Amerika bahkan lain dari orang Arab. Mentalitas ini terkenal dengan istilah "tzabarim" (asli Israel) yang dapat dipahami hanya oleh orang-orang yang tinggal di Israel. (lihat www.indolink.co.il/about_i.html)

Keberhasilan hubungan bisnis dengan orang Israel, menurut Indolink, tergantung pada pemahaman atas mentalitas tzabarim, suatu faktor yang jauh lebih penting daripada faktor objektif kecocokan produk, harga dan solusi birokrasi ekspor-impor. Potensi dagang antara Indonesia dan Israel sangatlah besar dan upaya-upaya hubungan bisnis telah dijalankan sejak dibukanya hubungan dagang secara resmi dan legal antara kedua negara pada tahun 2001. Namun banyak dari upaya-upaya tersebut tersendat bahkan gagal akibat kesenjangan budaya, bahasa, mentalitas dan ekspetansi antara kedua pihak. Kesalahpahaman dan keputusasaan pun muncul akibat kendala-kendala ini.


Indolink berdiri sejak tahun 2004 menyatakan dirinya sebagai solusi atas berbagai kendala yang dihadapi oleh para usahawan Indonesia dalam memanfaatkan peluang bisnis dengan Israel.


Meski berusia muda, Indolink telah mencatat sejumlah keberhasilan mensukseskan hubungan bisnis antara para usahawan dan organisasi bisnis Indonesia dengan para rekanan Israel. Menurut Indolink, Israel mempunyai lebih dari 140 ilmuwan dan insinyur per 10.000 penduduk, lebih dari dua kalinya Jepang dan hampir dua kalinya AS.

Secara per kapita, Israel menduduki ranking kedua setelah AS dalam
jumlah publikasi sains dan pendaftaran paten. Secara akademis, Israel juga menduduki persentase yang tinggi di dunia, dimana lebih dari 20% penduduk Israel menyandang gelar kesarjanaan. Israel merupakan negara kecil dengan penduduk sekitar 7 juta jiwa, namun hampir setiap minggu memunculkan inovasi dan paten baru. Hal ini didukung oleh kapabilitas dan produktifitas SDM yang sangat tinggi.



Majalah Warta Ekonomi tahun lalu juga mewawancarai, Direktur Eksekutif yang juga pendiri Indonesia Israel Public Affair Comitte (IIPAC), Benjamin Ketang. Ia mengatakan,"Saya rasa dampak ekspansi Israel di Indonesia tidak perlu 10 tahun dari sekarang. Tiga tahun saja kalau ada komando dari Israel, maka mereka akan beramai-ramai datang ke Indonesia," ujarnya. Pria asal Jember yang merupakan alumnus Hebrew University ini kemudian menyatakan, "Tradisi orang Yahudi itu kalau komunikasi selalu dengan high level, levelnya pasti presiden atau menteri…" Ketang, salah seorang yang membidani lahirnya lembaga lobi Yahudi di Indonesia ini menyatakan, investor Israel saat ini melirik sektor teknologi informasi dan pertanian.




Hubungan Dagang Resmi Indonesia-Israel


Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia, termasuk Israel. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu. "Kami ingin memberikan informasi yang sebenarnya tentang Israel kepada rakyat Indonesia," kata perwakilan Israel di Indonesia, Ilan Ben Dov.


Lewat lobi-lobi khusus, Israel terus menerus ingin menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia. Bukan hanya hubungan dagang –yang telah berlangsung- tapi juga hubungan diplomatik.


Masalah hubungan resmi RI-Israel itu pernah mencuat ke permukaan tidak lama setelah terbentuknya kabinet Gus Dur (1999-2001). Waktu itu Gus Dur dan Menlu Alwi Shihab melontarkan keinginan mereka untuk membuka hubungan dengan Israel, kendati akhirnya hanya berhasil dalam taraf hubungan ekonomi dan perdagangan. Bahkan saat itu pemerintah Gus Dur ingin membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tapi karena reaksi masyarakat –terutama ormas-ormas Islam cukup kuat—akhirnya Gus Dur membatalkan. Bahkan sampai-sampai saat itu 16 Duta Besar Negara-negara Arab di Jakarta, menyampaikan keberatannya, sehingga akhirnya Gus Dur menghentikan niatnya membuka hubungan diplomatik dengan Israel.


Tentang hubungan perdagangan, entah sejak kapan pemerintah Indonesia memulainya. Tapi ketika Luhut Panjaitan menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur, mencuat ke media massa itu, tentang bocoran dokumen persetujuan perdagangan dengan Israel. Ternyata Gus Dur meski banyak diprotes, lewat mengeluarkan Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara RI dengan Israel.


Negara Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia Islam. Sebagian besar Negara Arab –kecuali Yordania, Mesir, Turki dll-- kini tetap konsisten tidak mau berhubungan diplomatik dengan Israel. Sedangkan Oman, Qatar, Tunisia dll memang telah mengadakan hubungan dagang dengan Israel, meski sampai saat ini tidak banyak diketahui tentang keuntungan mereka membuka hubungan dagang dengan Negara zionis itu.


Memang jalinan berkelindan yang rumit pemerintah Israel dengan negara-negara besar (khususnya Amerika dan Inggris), menjadikan Negara Israel kini hari ke hari makin digdaya. Meski jutaan masyarakat dunia terus menerus mengecam kezaliman negara zionis ini, tapi pemerintah negara-negara bersangkutan tetap adem ayem dengan Israel. Ironisnya negeri-negeri Muslim sendiri tidak mempunyai sikap yang satu dalam menghadapi Israel. Padahal penduduk Israel kini hanyalah berjumlah 6.352.117 orang.


Tapi, memang begitulah hukum sunnatullah di alam ini. Tidak mesti golongan yang besar itu akan mengalahkan golongan yang kecil. Malah yang terjadi seringkali sebaliknya. Israel, karena kecerdasan dan kelicikannya mampu bertahan hingga kini dan bahkan makin digdaya, dengan memiliki persenjataan militer –termasuk nuklir—yang jauh lebih dahsyat daripada yang dimiliki negeri-negeri Islam.


Bukan mudah memang bagi pemerintah Indonesia, untuk bersikap tegas terhadap Israel. Karena suatu keputusan politik kepada Israel mempunyai imbas yang besar pada pemerintah Amerika dan Inggris (kedua Negara inilah sponsor utama pendirian Negara Israel 1948). Jadi kalau selama ini sikap politik internasional pemerintah seringkali "membebek" kepada AS jangan berharap pemerintah akan bersikap tegas kepada Israel.



Tapi bagaimanapun sebuah negara tergantung pada pemimpinnya. Pepatah yang terkenal mengatakan "ikan itu busuk dari kepalanya." Bila pemimpinnya peragu/penakut, maka penyakit takut itu akan menular ke pejabat-pejabat bawahannya dan kemudian ke rakyatnya. Sulit mengharapkan Presiden SBY yang telah mendapat gelar 'Knight Grand Cross in the Order of Bath' dari Ratu Inggris, untuk bersikap berani seperti mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad. Dalam Sidang OKI beberapa tahun lalu, Mahathir menyatakan:


"Kita sesungguhnya sangat kuat. Umat Islam yang berjumlah 1,3 miliar orang (seharusnya) tak bisa dengan mudah dikalahkan. Orang Eropa membunuh 6 dari 12 juta orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi secara tak langsung menguasai dunia. Mereka bisa membuat orang lain berperang dan mati untuk mereka… Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?...Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita)."


Ya, jalan Rasulullah saw. yang harus kita tempuh. Rasulullah saw saja perlu waktu 13 tahun untuk membentuk generasi yang hebat dan cerdas (mujahid dan mujtahid) untuk mengalahkan Yahudi. Hamas dan kaum Muslim di Palestina sana telah memulainya. Mereka melakukan serangan balasan ke Israel, karena Israel telah menjajah, mengusir dan membantai ribuan kaum Muslim Palestina.


Jihad Harta

Untuk di Indonesia atau negeri-negeri yang jauh dari Palestina, jihad harta mungkin adalah alternatifnya. Masalah dana/harta ini sungguh dahsyat. Kita ingat tahun 2006, ketika Hamas memenangkan pemilu demokratis di Palestina, Amerika dan negara-negara Eropa memboikot dana-dana Hamas di seluruh dunia. Dengan tujuan agar Hamas dan rakyat Palestina terkucil, miskin dan tidak berdaya. Dan akibat boikot itu, terjadi bentrok antara Fatah dan Hamas, sehingga akhirnya terbelah, Hamas menguasai Gaza dan Fatah menguasai Tepi Barat. Alhamdulillah lambat laun berjalannya waktu, akhirnya terjadi kesepahaman antara Hamas dan Fatah kembali.


Salah satu buku yang layak kita baca untuk jihad harta ini adalah buku yang berjudul "Al Jihad bil mal fi sabilillah" (Dahsyatnya Jihad Harta –terj. GIP). Buku ini mendapat pujian yang tinggi dari Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misy'al : " Buku ini sangat berbobot...Saya sangat menghargai materi ilmiah fiqih yang termuat begitu padat dalam buku ini, apalagi semuanya merujuk kepada Al-Qur'anul Karim dan As-Sunnah yang mulia, berlandaskan kondisi nyata persoalan-persoalan umat terutama persoalan Palestina, serta tuntutan kebutuhan yang sangat mendesak akan isu "jihad harta". Sebuah isu yang terkait dengan kemurahan hati untuk menyumbangkan dan mengeluarkannya untuk mendukung jihad dan para mujahidin. Jihad harta adalah "saudara kandung" jihad nyawa dan pelengkapnya. Bahkan jihad nyawa tidak akan sempurna jika tidak disertai jihad harta."

Buku ini menceritakan tentang keutamaan jihad harta yang kini banyak kaum muslimin tidak menyadarinya. Hukum jihad dengan harta adalah wajib, sama seperti kewajiban berjihad dengan nyawa, karena jihad kedua tidak dapat terlaksana dengan sempurna tanpa jihad pertama. Suatu perkara yang apabila sebuah kewajiban tidak akan sempurna tanpa keberadaannya, maka perkara tersebut juga menjadi wajib. Setiap Muslim dituntut untuk melaksanakan kewajiban ini, sebagaimana dia dituntut untuk berjihad dengan nyawa. Rasulullah saw. bersabda, "Berjihadlah melawan orang-orang musyrik dengan harta, nyawa dan lisan kalian." (HR Abu Dawud)

Ibnul Qayyim berkata, "Wajib berjihad dengan harta sama seperti kewajiban berjihad dengan nyawa. Ini merupakan salah satu dari dua pendapat Ahmad. Dan pendapat inilah yang benar tanpa diselubungi keraguan sedikit pun. Perintah berjihad dengan harta merupakan saudara kandung dan pasangan perintah berjihad dengan nyawa dalam Al-Qur'an, bahkan selalu disebutkan lebih dulu daripada jihad dengan nyawa dalam setiap ayat yang mencantumkannya, kecuali pada satu ayat saja. Hal ini menunjukkan bahwa jihad dengan harta lebih penting dan mendesak ketimbang jihad dengan nyawa. Tidak diragukan lagi, jihad dengan harta adalah salah satu dari dua jihad yang ada, sebagaimana dinyatakan oleh Nabi saw., "Siapa yang memberangkatkan (mendanai) orang yang berperang di jalan Allah, berarti dia juga ikut berperang." (HR Bukhari)

Menurut Dr Nawwaf Takruri penulis buku ini, setiap orang yang mampu secara ekonomi wajib berjihad dengan hartanya sebagaimana orang yang mampu secara fisik wajib berjihad dengan fisiknya. Jihad fisik tidak mungkin terlaksana tanpa ketersediaan dana. Kemenangan dalam perang tidak mungkin diraih tanpa pasukan dan perbekalan. Jika tidak mungkin memperbanyak jumlah pasukan maka harus memperbanyak perbekalan dan dana. Haji wajib dikerjakan. Bagi orang yang tidak sanggup mengerjakannya dengan fisik, apabila dia memiliki harta, maka kewajiban berjihad dengan harta lebih utama dan mendesak [daripada haji].

Sementara itu Imam al-Juwaini menyatakan bahwa bila musuh menyerang, maka jihad nyawa lebih utama dari harta. Al-Juwaini berkata, "Apabila orang-orang kafir menyerang wilayah Islam, maka seluruh ulama sepakat, jatuhlah fardhu 'ain bagi seluruh kaum Muslimin untuk segera bangkit dan menyerbu guna mengusir mereka, baik secara berkelompok maupun sendiri-sendiri… Ketika hal ini merupakan ajaran agama dan pandangan para ulama terkemuka, maka apa arti harta berbanding serangan gencar lawan, disaat memang sangat dibutuhkan? Seluruh kekayaan dunia ini, bila ditimbang dengan setetes darah saja, maka tidak akan sebanding atau seimbang. Ketika kondisi ini terjadi, nyawa harus direlakan menyongsong kematian. Dan, dalam upaya membela diri, harus siap dengan segala risiko yang dapat merenggut nyawa dan berhadapan musuh. Siapa yang berbeda pendapat dalam masalah ini, maka dia telah berbuat zhalim atau aniaya. Ketika darah bersimbah di ujung dan mata pedang, maka harta sama sekali tidak berharga…"

Ketika seorang Muslim berjihad dengan hartanya, berarti dia telah memenuhi seruan Allah SWT. untuk menunaikan kewajiban tersebut. Sebaliknya, jika malah menghindar dan kikir, berarti dia telah melanggar kewajiban yang ditetapkan Allah SWT. dan tidak menjalankan kewajiban semestinya, sama seperti ketika tidak menjalankan kewajiban-kewajiban agama lainnya.

Jhad dengan harta wajib dilakukan oleh semua orang sesuai batas kemampuan, kemudahan dan kesanggupan masing-masing. Jihad dengan nyawa bisa menjadi fardhu 'ain ketika musuh menyerang wilayah kaum Muslimin, seperti Palestina, Iraq, Afghanistan, Chechnya dan lain-lain. Maka hukum jihad dengan harta mengikutinya, yakni sama-sama fardhu 'ain atas setiap Muslim. Alhasil, setiap Muslim wajib menyumbangkan harta sesuai kemampuannya untuk memperkuat kedudukan para mujahidin dalam menghadapi dan menghancurkan musuh yang telah merampas kedaulatan wilayah Islam.

Bagi orang miskin, meskipun kemiskinan menghambatnya untuk menyumbangkan harta dalam jumlah besar, tapi tidak dapat dijadikan alasan untuk sama sekali tidak melakukannya. Ketika orang-orang kaya dituntut dalam kapasitas yang paling besar, tapi bukan berarti tuntutan tersebut tidak berlaku sama sekali bagi orang-orang miskin, melainkan tetap wajib melakukannya selayaknya kewajiban dia memberi nafkah kepada istri, anak dan sanak keluarganya. Masing-masing dituntut sesuai kemampuannya. Kadar kewajibannya sesuai dengan yang dinyatakan Allah SWT. dalam firman-Nya, "Hendaklah orang yang mampu, memberi nafkah menurut kemampuannya." (Ath-Thalaq: 7). "Dan siapa yang kikir, sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri." (Muhammad: 38)

Di dalam Al-Qur'an, Allah SWT. mendahulukan jihad harta atas jihad nyawa setiap kali menyebut keduanya secara bersamaan, kecuali dalam satu ayat saja, yaitu firman Allah SWT., "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin, nyawa dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh…" (At-Taubah: 111)

Selain ayat tersebut, jihad harta selalu disebut lebih dulu daripada jihad nyawa. Bukan karena kedudukan jihad harta lebih utama, melainkan karena urgensi jihad harta sebagai fasilitator jihad nyawa. Jihad harta berkedudukan sebagai persiapan awal sebelum melakukan aksi jihad nyawa, selain karena fungsinya sebagai penunjang yang ideal untuk terlaksananya jihad nyawa. Allah SWT. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan nyawa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al-Hujurat: 15)

Rasulullah saw. menyetarakan kedudukan orang yang terjun langsung di medan perang dengan orang yang mendanainya, atau menggantikan posisinya untuk mengurus keperluan keluarganya. Rasulullah saw. bersabda, "Siapa yang memberangkatkan (mendanai) orang yang berperang di jalan Allah, berarti dia juga ikut berperang. Dan siapa yang mengurusi keluarga orang yang sedang berperang dengan baik, berarti dia juga ikut berperang". (HR Bukhari).

Dalam masalah solidaritas harta ini, kaum Yahudi sangat serius. Di antara lembaga Yahudi yang sangat giat menjalankan proyek Zionisme adalah Jewish Agency (Agen Yahudi) dan Jewish National Fund (Lembaga Keuangan Nasional Yahudi). Lembaga ini menerima sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Mereka mendapat dukungan penuh dari kelompok Kristen-Zionis yang saat ini lebih dikenal dalam jajaran pemeritahan Amerika Serikat dengan kelompok Konservatif Baru (neo-conservative). Dan, salah satu tokoh utamanya adalah presiden Amerika sendiri, George W Bush.

Salah satu bentuk dukungan paling menonjol terhadap negara penjajah Zionis adalah sebuah program yang dikelola dan dipublikasi oleh sebuah situs internet, www.ou.org/HelpIsraelCenter. Di Amerika Serikat saja terdapat sekian banyak yayasan dan lembaga yang semuanya bertujuan memberi bantuan kepada negara penjajah itu. Salah satu lembaga yang paling berpengaruh dan kegiatan-kegiatannya sangat terarah adalah AIPAC (American-Israeli Public Affair Commtittee) atau Komite Israel-Amerika untuk Urusan-urusan Publik. Para pemimpin dan pengurus organisasi ini terbilang tokoh-tokoh sangat berpengaruh di Amerika Serikat dan menjabat berbagai posisi strategis dalam pemerintahan Amerika. Sebagai contoh, kita cukup dengan mengenalkan salah satu tokohnya, yaitu Danis Rose, orang yang ditunjuk sebagai delegasi Amerika untuk proses perdamaian di Timur Tengah sejak pemerintahan George Bush senior.

Organisasi-organisasi sosial juga tidak ketinggalan untuk menggalang dana dan membiayai program-programnya yang memiliki tujuan mempertahankan negara Israel –membangun dan memperluas wilayah kedaulatannya, agar tampil sebagai negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah Baru. Diantara organisasi-organisasi tersebut adalah:



· Hazon Yeshaya; organisasi ini menyalurkan dananya untuk membiayai penyedian hasa' (semacam sup) di dapur-dapur umum dan pusat-pusat pelayanan publik, juga mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya kepada warga Israel yang sedang mengalami kesulitan.
· Ezer Mizion; sebuah organisasi bantuan kesehatan. Organisasi ini memiliki 40 cabang yang tersebar di seluruh negara Israel dan 10.000 sukarelawan. Mereka siap memberi beragam pelayanan kesehatan bagi warga Israel guna mendukung sistem kesehatan yang dikembangkan negara.
· Help Israel; kegiatan organisasi ini memberi bantuan darurat kepada warga Yahudi yang tinggal di perkemahan dan di daerah Yahuda dan Samira yang merupakan bagian dari wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan yang mereka berikan berupa pakaian, baju anti peluru dan berbagai kebutuhan darurat lainnya bagi komunitas-komunitas Yahudi.

Lebih dari 60% dana kampanye Partai Demokrat Amerika yang berhasil dikumpulkan oleh Jimmy Carter dan Bill Clinton adalah berasal dari sumbangan orang-orang Yahudi. Sehingga wajar jika dari 125 anggota Dewan Keuangan Nasional Partai Demokrat pada masa pemerintahan Carter (1977-1981), 70 orang di antaranya adalah Yahudi. Orang-orang Yahudi itu juga sanggup menyumbang 60% dari seluruh dana yang dihimpun oleh Richard Nixon, calon presiden Amerika dari Partai Republik, untuk memenangkan pemilihan umum tahun 1972. Sampai kini mereka memainkan peranan yang besar. Karena itu tak aneh bila Presiden Obama dalam perang Israel-Gaza 2012 ini, ia mendukung Israel dan menyalahkan Hamas. 


Wallahu Aziizun Hakiim. *





Rabu, 28 November 2012

Kapan Berhenti Jadi Bangsa Budak?




https://fbcdn-sphotos-b-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/579148_125786437576689_1767040511_n.jpg
 

Mengenaskan. Di saat Presiden SBY berbusung dada menerima gelar ksatria ‘Knight Grand Cross in the Order of the Bath’ atau Ksatria Salib Agung dari Ratu Inggris Elizabeth II, pada saat yang sama para tenaga kerja Indonesia (TKI) dihinakan. Ini menyusul maraknya iklan obral TKI di Malaysia. Iklan itu di antaranya berbunyi ¨Indonesian maids now one sale! 45% discount¨.
Beberapa kalangan pun marah. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat, mengecam keras penyebarluasan promosi atau iklan penawaran TKI itu. Ia meminta Malaysia melarang pemasangan iklan itu karena memperdagangkan manusia tidak selayaknya terjadi dan tidak beradab (Vivanews, 28/10/12).
Di Singapura lebih tragis. Bukan sekadar iklan yang ditempel di kaca, tapi para TKW diberikan seragam dan diminta duduk berjajar layaknya barang dagangan untuk dipilih pembeli. Misalnya di Bukit Timah Plaza, Singapura. Hal itu berdasar informasi yang diterima Anggota Komisi III DPR RI, Eva K Sundari di Jakarta (www.gatra.com, 6/11/12)
Iklan di sana, imbuh Eva, juga memuat sistem ‘pembelian’ TKW Jawa dengan cara tidak memberi gaji selama enam bulan. “Celakanya, cara ‘menjual’ TKW Jawa ini dilakukan oleh banyak agensi di mal-mal seantero Singapura,” ujarnya.
Kalau di Malaysia atau Yordania iklannya berupa selebaran dan sembunyi (direct selling), di mal Singapura nyaris mendekati ‘penjualan’ budak di zaman pertengahan. “Bedanya, ada unsur sukarela dari TKW dan ada keterlibatan negara (pengirim maupun penerima) di dalamnya,” pungkas Eva (gatra, idem).
 




Bangsa Budak
Iklan penyaluran TKI menggunakan istilah ¨sale¨ atau obral memang keterlaluan. Tidak menghargai manusia alias tidak beradab. Apalagi dipajang layaknya barang dagangan. Sudah seharusnya jika kita marah.
Tapi, sebenarnya tak hanya di luar negeri. Iklan penawaran tenaga kerja kasar seperti penyedia jasa pekerja rumah tangga (PRT) juga marak di media di dalam negeri. Memang, istilahnya bukan ¨sale” alias obral, sehingga masih terkesan manusiawi.
Namun, persoalannya bukan sekadar bahasa iklan. Ini merupakan tamparan untuk introspeksi, masihkah bangsa ini memiliki harga diri? Masihkah martabat bangsa ini ada? Rasanya tidak yakin jika bangsa ini masih disegani di mata dunia.
Di mata bangsa lain, Indonesia tak lebih adalah bangsa budak. Prestasinya hanyalah jawara pengekspor pekerja kasar bermodal tenaga fisik, bukan otak brilian. Sudah berulang kali harga diri bangsa ini dihinakan, direndahkan dan diinjak-injak, terutama terkait problem TKI.
Citra sebagai bangsa terjajah pun semakin lengkap, manakala negara ini begitu lemah dalam diplomasi. Lemah membela warga negaranya yang dirundung masalah di luar negeri. Mudah diintervensi di dalam negeri, seperti deal-deal dengan negara asing yang merugikan kepentingan rakyat. Bahkan, penguasanya begitu tunduk dan patuh pada tekanan asing.
Tentu saja, puja-puji asing terhadap Indonesia sebagai negara terdepan dalam demokrasi, calon kekuatan ekonomi baru Asia, dll, hanyalah kamuflase. Termasuk sematan gelar-gelar kehormatan pada pemimpinnya. Sekadar hiburan agar tak terlalu terkesan sebagai bangsa gagal yang sudah begitu babak belur.

Stop Kirim TKI!
Sudah puluhan tahun TKI diekspor. Semakin banyak, pemerintah semakin bangga karena devisa terus mengalir. Negara pun tak perlu repot-repot membangun desa-desa asal para TKI itu, karena uang jerih payah mereka mampu memajukan perekonomian kampungnya. Itulah mengapa keberadaan TKI terus dipelihara. Mereka pun disemati ¨pahlawan devisa¨, padahal nasibnya terjajah. Inikah martabat yang dibanggakan?
Tidak adakah itikad baik untuk menghentikan pengiriman TKI? Alih-alih menghentikan, yang ada malah memberi fasilitas pada para agen pengirim TKI. Misalnya dengan pemberian pelatihan pada para TKI, sehingga diharapkan tidak mendapat perlakuan buruk di tempat kerjanya.
Ya, tak pernah penguasa negeri ini duduk bersama membahas bagaimana caranya agar tak ada lagi tenaga-tenaga kasar yang terpaksa merantau ke negeri orang demi sesuap nasi. Tak ada penguasa yang merasa iba dengan para wanita, khususnya ibu rumah tangga yang terpaksa meninggalkan suami dan anak-anak tercinta demi mendulang dolar. Padahal para penguasa itu pasti punya ibu, istri dan juga anak-anak wanita. Empati terhadap TKI/TKW itu hanya muncul jika ada kasus yang mencuat di media massa.
Sementara para ibu TKW itu, harus menekan fitrahnya berjauhan dari keluarga tercinta. Terkadang, ibu ini pulang dalam kondisi suami sudah menikah lagi, selingkuh atau tak dikenali oleh anak kandungnya sendiri. Tak sedikit rumah tangga para TKI/TKW itu tercerai berai. Anak-anak pun kering kasih sayang dari ibu kandungnya sehingga menjadi anak-anak bermasalah.
Begitulah, nestapa tak hanya menimpa para TKI di luar negeri, sejatinya juga melanda keluarga dan anak-anaknya di dalam negeri. Mungkin secara materi terpenuhi, tapi tidak dengan aspek-aspek afeksi dan spiritual.
Nah, berbagai nestapa yang menimpa TKI itu solusinya hanya satu: hentikan pengiriman TKI. Bukankah sudah banyak korban berjatuhan gara-gara bekerja di luar negeri? Ada yang pulang berbentuk mayat, bahkan tinggal nama. Banyak lagi yang stres dan hilang ingatan. Korban perkosaan, dihamili majikan hingga bunuh diri juga tak terhitung. Begitu pula yang pulang dengan tangan hampa plus tubuh cacat karena siksaan. Belum lagi yang dihukum mati akibat terlibat tindak pidana di negeri orang. Duh, nelangsanya!

Bermartabat dengan Islam
Problem TKI sangat kompleks. Akar masalah keberadaan mereka adalah tidak terpenuhinya kesejahteraan di dalam negeri. Itulah yang menjadi PR besar penguasa saat ini: bagaimana menghentikan pengiriman TKI selamanya, dengan menyejahterakan mereka.
Hal ini memerlukan perubahan revolusioner, di mana penguasa harus benar-benar memenuhi kebutuhan rakyatnya. Penguasa yang memiliki rasa tanggungjawab untuk memenuhi hak-hak warga negaranya tanpa kecuali. Penguasa yang takut kepada Allah SWT dan bukan tunduk pada asing.
Penguasa seperti ini mustahil lahir dari sistem sekuler yang mengabaikan aspek-aspek spiritual seperti saat ini. Lihat saja, betapa penguasa hanya memikirkan diri dan kelompoknya saja.
Di sisi lain, sistem sekuler-kapitalis sudah terbukti hanya pro kalangan bermodal. Sama sekali tidak pro rakyat. Jika sistem ini tetap dipertahankan, selama itu pula TKI akan terus menjadi sapi perah. Karena itu, sistem sekuler harus diganti dengan sistem Islam yang lebih beradab dan bermartabat memperlakukan rakyatnya.
(mediaumat.com,/www.globalmuslim.web.id)

Menyoal Kerancuan Ideologi Seorang Muslim








Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu." [QS.Al-Maa-idah : 48]

Dan al-Qur'an ini dwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada ilah-ilah yang lain disamping Allah". Katakanlah:"Aku tidak mengakui". Katakanlah:"Sesungguhnya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)". [QS.Al-An'aam : 19]

Assalamualaikum warrohmatullohi wabarokatuh....

Bismillahirrohmanirrohiim....

Setiap generasi melahirkan pemberontak pemberontaknya sendiri.
 Hippies ditahun 60'an, Punk dan Skinhead di era sesudahnya, dan generasi penolak status quo dan kemapanan lainnya di masa masa selanjutnya.
 Che guevara di Amerika selatan, Mao di Asia atau Lenin, Nietzche, Bakunin bahkan Hitler di negara negara bagian utara dunia sana.
Dan setiap tokoh dari generasi pemberontak tersebut melahirkan ideologi ideologi mereka yang menginspirasi generasi sesudahnya.

Pertanyaannya adalah pantaskah seorang Muslim yang mengakui tiada Tuhan selain Allah, Muhammad SAW sebagai Rasul dan satu satunya panutan dan Islam sebagi satu satunya pandangan hidup menganggap mereka sebagai pahlawan pemberontak yang dikagumi dan dipujanya???


Islam adalah sebuah agama revolusioner yang telah merubah sebuah tatanan masyarakat yang tadinya bodoh dan biadab menjadi penguasa nyaris dua per tiga dunia hanya dalam tempo waktu kurang dari satu abad saja.

 Keberhasilan Rasulullah dalam melatakkan dasar dasar kemasyarakatan telah diakui oleh seluruh dunia.
 Islam bukan hanya sekedar sebuah agama dengan seperangkat aturan ibadah spiritual, namun ia juga adalah seperangkat Ideologi dan pandangan hidup.

Islam itu sempurna.... dia adalah agama paling liberal karena dia memberikan kebebasan yang hakiki bagi setiap manusia (JADI DIA TIDAK PERLU DI LIBERALKAN SEPERTI YANG DI GADANG GADANGKAN OLEH JIL).

Dia juga adalah agama paling sosialis karena kemaslahatan umat selalu menjadi hal yang di dahullukan disana (JADI LUPAKAN DAN BUANG JAUH JAUH KONSEP SOSIALIS AGAMAISNYA ALI SYARIATI).

Dia adalah agama paling Humanis karena dia sangat menghargai manusia dan kemanusiaan (JADI ISTILAH HUMANISME ISLAMNYA GUS DUR ADALAH SESUATU ISTILAH YANG LEBAY). Dan yg jelas Islam juga adalah agama paling Anarkis karena dia sangat anti terhadap tatanan negara berdasarkan nation/nation state...


Islam memerlukan totalitas dan itu termasuk dalam hal Ideologi yg mendasari tindakan tindakan kita, oleh karenanya adalah sebuah hal yg sangat absurd jika seorang Muslim menyandarkan pemikirannya kepada Ideologi selain Islam
.

 Dualisme pemikiran hanya akan membawa kita kepada kerancuan berfikir saja. Seorang muslim yg Puritan hanya punya satu pandangan dalam hidupnya,yaitu Islam. Itulah nilai yg harusnya dimiliki setiap orang yang merasa dirinya adalah "pemberontak" Muslim atau yg bertindak semacam itu. Tidak sedikit anak muda muslim yg sehari hari berkoar koar tentang Islam namun otaknya masih tecampur aduk dgn gagasan gagasan komunis bahkan anarkis yang katanya Revolusioner.

Tidak cukupkah Al Qur'an dan  sunnah Rasulullah sebagai satu satunya jalan pemberontakan kita sampai sampai kita harus menyandarkan dan menguatkan pandangan kepada orang yang mengatakan "AGAMA ADALAH CANDU BAGI MASYARAKAT DAN KETUHANAN ADALAH KONSEP YANG MENJIJIKKKAN??" Siapa yang keblinger disini? Lenin yg memang kafir atau kita yang mengaku Muslim tapi memuja buah pemikiran kafir sepertinya?


"Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan."  (Protocols of ziion number24)


"The youth... they love to commited crime and rebellion....."
Ini adalah sebuah ungkapan klasik di era youth culture di Inggris era akhir 70'an. Ideologi apapun yang kesannya memberontak terhadap sesuatu hal yang baku maka akan disukai oleh setiap pemuda...., tapi...TIDAK BAGI SEORANG PEMUDA MUSLIM...!!!!

 Karena seorang pemuda Muslim telah memiliki seperangkat keyakinan tiada banding dan tiada tanding yg diturunkan langsung oleh Allah kepada manusia terbaik Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.

 Seperangkat Ideologi yang tidak hanya sebatas teoritical  saja namun telah dicontohkan pula dengan sangat sempurna oleh Rasulullah dalam bentuk sunnah sunnahnya yg mulia.

Ingatlah.....Illuminati bermain di sini dengan isme-isme masa lalu yg telah usang seperti komunisme yg telah terbukti bangkrut dimana mana, atau dengan Ultra nasionalisme yang terbukti telah menjadikan sebuah bangsa sebesar Jerman menjadi bangsa monster penebar terror dan penindasan yang lalu terpuruk ke dalam kehinaan setelah mencoba mewujudjkan Third Reich nya.

 Atau mungkin dengan ideologi seutopis Anarkisme yang tampak sangat memanusiakan manusia namun meniadakan peran Allah sebagai zat yg patut disembah??? Mereka memoles energi pemuda yg meledak ledak dan mengelabuinya dengan umpan isme isme diatas, dan tujuannya cuma satu: Menjauhkan kita dari al Qur'an dan sunnah atau sepaling minimalnya: Mencampur adukkannya dengan isme isme tersebut di dalam kepala kita, padahal bukankah kita diperintahkan oleh Allah untuk tidak mencampurkan yg haq dengan yang bathil??? Oleh karena itu mari murnikan otak dan pemikiran ini dari semua hal itu..... WE'RE A MOSLEMS YOUTH SO LETS THINK AS A MOSLEMS YOUTH......!!!!!!!!


Hanya ada satu "ideologi" di dalam dada dan kepala ini: ISLAM..... itu saja... CUKUP   karena ideologi apapun diluar Al Qur'an dan Sunnah adalah kreasi dan makar Iblis (thaghut)


Waalaikum salaam warrohmatullohi wabarokatuh....











Oleh : Johan Yusuf

Pemerhati Dunia Konspirasi

Sistem Kapitalisme di Ambang Kehancuran




 

Sistem Kapitalisme di Ambang Kehancuran


Keruntuhan komunisme di Uni Sovyet yang diikuti dengan berakhirnya perang dingin telah membawa penduduk dunia memasuki masa transisi sistem ekonomi yang kemudian diisi secara paksa oleh sistem kapitalisme dengan dalih liberalisasi dan dalih globalisasi kepada seluruh negara-negara di dunia, terutama negara-negara di dunia ketiga.


Namun kenyataan menunjukkan bahwa umat manusia sudah gerah dengan sistem kapitalisme ini. Krisis ekonomi yang makin parah menjadi fenomena paling mencolok. Mekanisme pasar bebas yang terdiri atas permintaan dan penawaran (supply and demand) yang dipercaya mampu mengatur kegiatan masyarakat ekonomi dengan sebaik-baiknya, ternyata tidak terwujud. Sistem ini telah menimbulkan masyarakat yang tidak egalitarian dan menciptakan keserakahan bagi masyarakat banyak, disamping itu muncul keserakahan dari para pendukung kapitalisme yang disertai individualisme.


Amien Rais secara lebih rinci memberikan sejumlah kritik terhadap kapitalisme dalam Jurnal Inovasi yang diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), diantaranya:


1.     Kapitalisme melahirkan ketidaksamaan (inequality), atau kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Umumnya orang mengakui bahwa kapitalisme memang dapat mendorong produktivitas tinggi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketimpangan.

2.     Kapitalisme yang secara teoritis memberikan kesempatan yang sama (equality of apportunity) kepada setiap anggota masyarakat, dalam kenyataannya bersifat diskriminatif. Hanya mereka yang dekat dengan sumber dana, sumber informasi atau dekat dengan penguasa saja yang sering mendapat kesempatan.

3.     Semboyan kapitalisme yang berupa "berproduksi untuk dapat berproduksi lebih besar" (to produce, to produce and to produce) menyebabkan keserakahan dan berkembangnya kehidupan yang materialistis.

4.    Akibat dari semboyan di atas, akan mengakibatkan pola hidup yang konsumeris. Konsumerisme sengaja didorong untuk menyerap produksi, akhirnya akan melahirkan "masyarakat pembosan" (throw-away society).

5.     Kapitalisme menimbulkan gejala alienasi dan anomi dalam masyarakat. Lapisan tertentu dalam masyarakat yang terlempar dalam kompetisi itu  (yang tidak fit menghadapi hukum survival of the fittest) akan merasa menjadi bukan apa-apa (no body), sehingga dicekam oleh perasaan terasing dan anomi, akhirnya memunculkan fenomena lonely crowd dan one-dimensional man di tengah masyarakat.

Kegagalan sistem ekonomi kapitalisme yang paling mencolok adalah munculnya kesenjangan ekonomi antara  negara-negara industri maju (kapitalisme) dengan negara-negara miskin. Kesenjangan ekonomi dunia sudah mulai  menggejala sejak  Perang Dunia II, saat itu AS memiliki 40 persen  dari seluruh  kekayaan dunia, padahal berpenduduk hanya 6  persen dari  seluruh  penduduk bumi.

Dan sekarang, Amerika Serikat telah menjadi korban dari sistem ekonominya sendiri. Setengah dari kekayaan dan keuntungan dari sebanyak 200.420 unit perusahaan industri di Amerika telah dimiliki dan dikuasai oleh hanya 102 unit perusahaan industri raksasa saja. Distribusi kemakmuran antar negara bagian juga tidak merata, negara federal sebelah Timur jauh lebih kaya dibandingkan dengan sebelah Barat dan Kepulauan.


Dampak buruk dari sistem ekonomi kapitalisme mencapai klimaksnya dan langsung dirasakan juga pada tingkat regional Asia, ketika kawasan ini mengalami apa yang disebut sebagai "krisis moneter". Pada bulan Juli 1997 apa yang disebut mitos 'Keajaiban Asia' mulai memudar dari Thailand. Krisis bulan Juli itu langsung memaksa Thailand yang sudah kehabisan cadangan devisa untuk berpaling meminta bantuan kepada IMF. Di luar dugaan krisis ini akhirnya berlarut dan merembet ke seluruh ASEAN termasuk Indonesia. Pada 31 Oktober 1997 Pemerintah RI terpaksa meminta bantuan IMF dan melakukan langkah drastis melikuidasi 16 bank. Pada akhirnya krisis ini melanda hampir semua negara-negara di kawasan Asia.


Jika pada abad 21 nanti seluruh negara-negara di  dunia ini harus memasuki apa yang mereka (kapitalisme) sebut sebagai "Tata  Ekonomi Dunia Baru" melalui World Trade Organization (WTO)  atau  Organisasi Perdagangan  Dunia,  organisasi  ini  akan  menguasai secara sempurna seluruh sektor  perdagangan, perekonomian,  moneter, perburuhan, pertanian, jasa,  keimigrasian  dan  perundang-undangan yang berkaitan  dengan  itu semua  di dunia ini. Seluruh negara-negara di dunia  dipaksa untuk  membuka seluruh pasarnya dan harus siap  berkompetisi secara  bebas dan terbuka, tidak peduli apakah  itu  negara maju  atau negara melarat. Keadaan ini akan memberi peluang yang lebih  besar kepada golongan ekonomi kuat, sehingga ketimpangan dengan golongan ekonomi lemah akan semakin meningkat.


Dengan mulai goyahnya tatanan ekonomi dunia, akhirnya banyak ahli ekonomi yang mempertanyakan sistem ekonomi kapitalisme yang diterapkan di negara-negara besar itu. Dan melihat kenyataan itu dunia sekarang sebenarnya sedang menantikan kehadiran suatu sistem ekonomi  alternatif  yang benar-benar dapat mengatasi problem ekonomi dunia.


Sistem tersebut adalah sistem ekonomi Islam, yang sebagaimana dikemukakan oleh Taqiyuddin An Nabhani dalam bukunya Nizamul Iqtisady fil Islam bahwa konsep ekonomi Islam akan mampu memecahkan segenap permasalahan manusia khususnya yang berkaitan dengan masalah ekonomi secara menyeluruh, karena konsep ekonomi Islam itu bersumber dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala.



Wallahu a'lam bishowab


_______________________________


Referensi:

Amien Rais, Kritik Islam terhadap Kapitalisme dan Sosialisme, Jurnal Inovasi UMY
Adi Sasono, Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan, Tiara Wacana, Yogyakarta.
Suroso Imam Zadjuli, Potensi dan Kendala serta Perspektif Demokratisasi Ekonomi Politik di Indonesia.


Jumat, 23 November 2012

HUKUM SEORANG MUSLIM MENERIMA DAN MENGENAKAN GELAR DAN LAMBANG “Knight Grand Cross of Order of the Bath”






 


















Gelar dan Jasa SBY Kepada Inggeris

SBY resmi menjadi Knight of The Bath (Ksatria  Agung yang dibaptis) sejak 30 Oktober yang baru lalu. SBY kini menjadi resmi menyandang gelar “Sir”, sehingga namanya menjadi “Sir SBY”, setelah pemberian gelar dari Ratu Elizabet II, pemangku kerajaan Inggris Raya.

Asal punya usul gelar “Knight of The Bath” merupakan bagian dari ritual raja-raja Nasrani untuk mengangkat seseorang menjadi ksatria pada perang salib.

Penganugrahan gelar “Knight of The Bath” digagas oleh Raja George I pada tanggal 18 Mei 1725. Termasuk ritual yang rumit untuk mengesahkan seorang Ksatria Kristen pada abad pertengahan. Ritual yang dimaksud adalah ritual pemandian atau baptis (the bath). Namun, kini, baik sipil maupun militer, bisa mendapatkan gelar tersebut. Sebelumnya gelar ini dikhususkan bagi kalangan militer.

Mereka yang menerima gelar tersebut dianggap sebagai orang yang telah berjasa kepada negara Britania Raya. Lalu pertanyaannya, apa jasa SBY kepada Inggeris, sehingga mendapatkan gelar kehormatan tersebut? Ternyata, di balik gelar tersebut, ada jasa luar biasa yang diberikan oleh SBY kepada kerajaan Inggeris. Penganugerahkan gelar tersebut kemudian dikait-kaitkan dengan jasanya memberikan ladang Gas Tangguh di Papua kepada British Petroleum (BP), perusahan gas milik Inggris.

 
Hukum Seorang Muslim Menerima Gelar Ksatria Kristen?

Gelar “Knight Grand Cross in Order of The Bath” tersebut bisa diklasifikasikan menjadi dua: Pertama, gelarnya itu sendiri. Kedua, simbol-simbol fisik yang menjadi identitas atau lambang dari gelar tersebut.

Dalam konteks yang pertama, gelarnya itu sendiri, ini merupakan bagian dari hadharah (peradaban) Kufur, yang dibangun berdasarkan akidah Kufur, yaitu Kristen (Nasrani), atas jasa yang diberikan oleh seseorang kepada Kerajaan Salib (Kristen). Selain dibangun berdasarkan akidah Kufur, atau tidak dibangun berdasarkan akidah Islam, gelar tersebut juga bertentangan dengan ajaran Islam. 
Karena itu, dalam konteks ini, hukumnya haram bagi seorang Muslim mengambil dan menggunakan gelar tersebut. Keharamannya didasarkan pada firman Allah SWT
 وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 “Siapa saja yang mengambil selain Islam sebagai agama, maka sekali-sakali itu tidak akan diterima darinya. Dia di akhirat pun menjadi orang yang merugi.” (Q.s. Ali ‘Imran [03]: 85)

“Mengambil selain Islam sebagai agama” di dalam firman Allah di atas, bukan hanya dalam konotasi “agama ritual”, meski dalam pemberian gelar tersebut disertai “ritual pembabtisan”, tetapi juga meliputi “tuntunan hidup”. Sebab, makna “din” di dalam al-Qur’an tidak dibatasi hanya untuk “ajaran ritual dan spiritual”, tetapi juga meliputi “ajaran politik dan kehidupan”. Dengan demikian, larangan “Mengambil selain Islam sebagai agama” meliputi mengambil ideologi, pandangan hidup, gaya hidup dan peradaban Kufur. Jadi, larangan tersebut juga meliputi “mengambil dan menggunakan gelar Kufur”.

Ini yang terkait dengan konteks yang pertama. Adapun yang terkait dengan konteks yang kedua, yaitu lambang dan simbol yang melekat pada gelar tersebut, seperti salib, dan sebagainya, maka ini merupakan masalah madaniyah khashah (bentuk materi spesifik), yang terkait dengan peradaban Kufur (Kristen).

Madaniyah diartikan sebagai sarana, yaitu benda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari (al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nidham al-Islam). Seperti besi, mobil, komputer, pedang dan pisau. Hukum asal memanfaatkan benda-benda tersebut bagi seorang Muslim adalah mubah (boleh), karena tidak terkait dengan akidah, keyakinan maupun ideologi tertentu.

Namun, ada jenis madaniyah khashah (spesifik), yang terpengaruh akidah, pemahaman, keyakinan atau ideologi tertentu. Contoh untuk Madaniyah Khashah adalah lambang Salib, Patung, dan sebagainya. Kayu adalah madaniyah yang hukumnya mubah, namun ketika dibentuk menjadi salib, maka kayu salib tersebut statusnya berubah menjadi madaniyah khashah (benda spesifik). Karena telah terpengaruh oleh keyakinan dan pandangan hidup agama tertentu.

Dalam hal ini, seorang Muslim haram memasang kayu salib di rumahnya, atau menjadikannya sebagai aksesoris seperti kalung dan anting-anting yang dipakai. Demikian juga dengan patung baik yang terbuat dari kayu, batu maupun bahan material lainnya.  Lambang “Knight Grand Cross” termasuk jenis madaniyah Khashah yang tidak boleh dikenakan oleh seorang muslim. Karena di dalamnya terkandung makna pemahaman tertentu yang bertentangan dengan Islam, yaitu sebagai lambang gelar bagi para Ksatria Salibis yang memerangi Islam.

Lebih jauh, gelar “the Order of The Bath”, yang diterima SBY adalah gelar bernuansa politik. Pemberian yang disertai kompensasi diberikannya ladang Gas Tangguh kepada perusahan Gas Inggris, The British Petroleum (BP). Dengan kata lain, gelar tersebut merupakan bentuk  bentuk pengakuan riil Kerajaan Kolonial Inggeris kepada SBY atas “jasanya” kepada kerajaan tersebut, dengan memberikan kekayaan milik umum, berupa ladang gas kepada  The British Petroleum (BP), yang nota bene berada dalam kekuasaan kerajaan Inggeris itu.

Karena itu, selain hukum menerima dan menggunakan madaniyah khashah yang diharamkan itu, juga ada keharaman lain, yaitu menyerahkan kekayaan milik umat kepada negara penjajah, Kerajaan Kolonial Inggeris. Padahal, dengan tegas Allah SWT berfirman:


الَّذِينَ يَتَرَبَّصُونَ بِكُمْ فَإِن كَانَ لَكُمْ فَتْحٌ مِّنَ اللّهِ قَالُواْ أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ وَإِن كَانَ لِلْكَافِرِينَ نَصِيبٌ قَالُواْ أَلَمْ نَسْتَحْوِذْ عَلَيْكُمْ وَنَمْنَعْكُم مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ فَاللّهُ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَن يَجْعَلَ اللّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً


“Dan Allah sekali-kali tidak akan memberikan jalan bagi orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang mukmin.” (Q.s. an-Nisa [04]: 141).
Wallahu ‘alam bi ash shawab.

 



 Oleh: Roni Ruslan  (Lajnah Tsaqafiyyah DPP HTI)