Gempuran udara pertama dan pembantaian terhadap kepolisian
Sabtu
(27/12/2008) pasukan udara Zionis melancarkan rangkaian serangan besar
yang mengejutkan di sejumlah tempat dan pusat-pusat penjaga keamanan.
Akibatnya lebih dari 230 orang meninggal syahid. Satu diantaranya
brigjen Taufiq Jabar, komandan kepolisian dan colonel Ismael Ja’bari,
komandan dinas keamanan dan perlindungan.
Membombol perbatasan 40 kilometer
Selasa 30/12/2008 Brigade Al-Qossam untuk pertama kalinya menembus batasan 40 kilometer, roketnya mencapai kota Ber Seba
Pembantaian terhadap keluarga Rayyan dan syahidnya Dr. Nazzar
Kamis 1/1/2009 pasukan Zionis membuka serangan dengan membantai secara
biadab Dr. Nazzar Rayan bersama empat orang istrinya dan 11 putra
putrinya dengan tembakan rudal ke rumahnya di Jabalia. Setidaknya Zionis
memuntahkan satu ton bom, hingga rumah tersebut rata dengan tanah
tinggal reruntuhan. Sebelumnya Syaikh Nazar menolak meninggalkan
rumahnya, walau sudah dinasehati pihak Hamas. Ia menjadi salah satu
pioneer mengiklaskan dirinya sebagai tameng manusia untuk melindungi
rumah-rumah rakyatnya dari serangan udara Zionis. Sebelumnya, syaikh
bersama ratusan warga lainya berinisiatif naik ke atap-atap rumah untuk
menjadi tameng hidup. Mereka bertakbir menantang musuh Zionis dan
serangan pesawatnya. Agar ia dan keluarganya mengamalkan apa yang
diajakanya pada orang-orang. Maka ia dan keluarganya sengaja menantang
ancaman Zionis terhadap diri dan rumahnya. Maka ia telah menjadi tameng
hidup dan Zionis jadi merealisasikan pembantaianya. Dalam peristiwa itu,
sebanyak 16 syuhada gugur syahid. Terutama guru kita dan syaikh kita
yang mengajarkan mata kuliah hadits di universitas Islam Gaza.
-
Disebutkan, Syaikh Dr. Nazar adalah keturunan dari Kamp Jabalia tahun
1959. Ia dan keluarganya diusir oleh Zionis pada tahun 1948 dari
Ni’liyah kota Askelon.
- Ia
menamatkan S1 dari Universitas Riyad tahun 1982 di bidang Syari’ah.
Kemudian S2 dari Universitas Jordania tahun 1990 serta S3 dari
Universitas di Sudan. Kemudian ia mendapat gelar professor di bidang
hadits dari sana. Ia adalah salah satu ulama terkenal dalam bidang
hadits di Palestina. Ia menjadi imam masjid, penceramah di masjid
Khulafau Rasyidin di kamp Jabalia yang melahirkan ratusan syuhada.
-
Pemerintah Zionis telah beberapa kali menangkapnya. Terakhir ia ditawan
dinas keamanan otoritas Palestina, diinterogasi dan disiksa.
-
Dr. Rayyan adalah salah seorang ulama terkenal. Ia juga salah seorang
anggota biro politik gerakan Hamas dan salah seorang pejuang reformasi.
Ia juga sebagai seorang mujahid di brigade Izzuddin Al-Qossam, lebih
daru sekali ia terlibat aksi militer. Ia salah seorang pelindung yang
mempertahankan Kamp Jabalia, ketika terjadi aksi Zionis.
-
Anaknya, Ibrahim Nazar, ia persembahkan dalam operasi syahid. Anaknya
gugur sebagai syuhada saat penyerbuan Israel ke Duget, utara Gaza tahun
2001. Selain itu, adiknya dan dua keponakanya gugur dalam bencana alam
Gaza awal tahun 2008. Disamping itu, anaknya yang lain, Bilal terluka
saat konfrontasi dengan kaum penjajah.
Abu Bilal (Syiakh Nazar) adalah
seorang yang teguh, ulama, mujahid, selalu berada di front terdepan
pertempuran. Ia selalu menginginkan syahi, tenyata ia bersama
istri-istri dan anak-anaknya mendapatkanya. Mereka gugur dalam
pertempuran besar bersama musuh. Ia menghabiskan waktunya untuk berjihad
dan mendorong orang untuk berjihad, semoga Allah menerima amalnya dan
orang-orang bersamanya, ditempatkan di surge Firdaus, bersama para Nabi,
shadiqin, syuhada dan shalihin, itulah sebaik-baik teman.
Operasi Penculikan
Jum’at 2/1/2009 sekelompok pasukan Al-Qossam berhasil menawan enam
serdadu Zionis secara sekaligus. Namun Zionis takut serdadu tersebut
akan dijadikan sandera oleh perlawanan. Maka mereka menembaki pasukan
Al-Qossam bersama keenam serdadu yang sudah tertawan, untuk menghindari
tawanan di pasukan perlawanan. Akibatnya, enam serdadu tewas dan satu
mujahid Al-Qossam, Mahmud Raifi gugur syahid dan sejumlah mujahid lainya
terluka. Mereka semua dapat melepaskan diri dari kepungan Israel dengan
selamat.
Sejumlah operasi darat dan penetrasi Al-Qossam dimulai
-
Sabtu, 3/1/2009, Israel memulai serangan darat, setelah gagal dalam
serangan udara. Mereka tak dapat merealisasikan target-targetnya
-
Brigade Al-Qossam melakukan penetrasi terhadap alat komunikasi Zionis.
Mereka dapat mendengarkan percakapan serdadu. Mereka mengirimkan
sinyal-sinyal yang menyebutkan, lima serdadu Zionis tewas dan melukai
sejumlah lainya.
Pembantaian di Masjid Al-Syahid Ibrahim Al-Muqadimah
Pada
3/1/2009 Masjid Ibrahim Al-Muqadimah yang terletak di Kamp Jabalia
terkena gempuran saat shalat maghrib. Sebanyak 11 jema’ah shalat menjadi
korban gempuran roket Zionis.
Kejutan pertama pada serangan darat
Ahad 4/1/2009 Al-Qossam memberikan kejutan dengan menghancurkan tank
merkava dengan roket P29. Untuk pertama kalinya roket ini digunakan pada
perang Gaza, hingga beberapa orang tewas dan sejumlah lainya luka-luka,
disamping kebakaran pada tank Zionis.
Penyembelihan Terhadap Keluarga Samuni dan pembantaian massal dengan tangan dingin.
Pada
Ahad, 4/1/2009 pasukan Israel melancarkan serangan umum ke wilayah
Zionis, sebelah selatan Gaza serta pembantaian besar-besaran terhadap
warga keluarga Samuni. Setelah mereka memaksa sejumlah anggota berkumpul
di suatu rumah milik Wail Samuni, sekitar jam 6.30 pagi hari, tiba-tiba
serdadu Zionis menembaknya dengan roket secara biadab dan berkali-kali.
Rumah itu roboh berkeping-keping. Tubuh-tubuh bergelimpangan diantara
anak-anak, orang tua dan wanita. Tak kurang dari 70 orang menjadi korban
peristiwa itu. Sementara itu, menurut salah seorang masih selamat dari
peristiwa pembantaian tersebut mengatakan, sebagian anggota keluarganya
meninggal beberapa saat setelah penembakan. Tetapi karena pasukan Zionis
menghalangi tim medis mendekati tempat tersebut hingga besoknya,
akhirnya mereka meninggal juga. Rumah tersebut berubah jadi kolam darah.
Diantara mereka ada yang meninggal langsung ada yang meninggal beberapa
jam setelah penembakan dan diantara ada yang berjuang melawan maut
hingga akhirnya meninggal juga.
Kepanikan
menyelimuti, tatkala pedugas medis tiba pada hari Seninnya dan
mendapati banyak korban. Sebagian mereka berada di bawah reruntuhan,
tercerai berai, diantara mereka ada yang masih berdarah-darah dan ada
juga yang masih hidup. 70 orang berada dalam bangunan itu, 29
diantaranya meninggal syahid dalam aksi biadab pembantaian massal
terhadap warga sipil dan dengan darah dingin mereka menghabisinya.
Operasi penculikan yang heroic dan menembak jatuh pesawat tanpa awak
Senin 5/1/2009 sejumlah pejuang Al-Qossam menembak beberapa serdadu
Zionis dan menculik salah satu dari mereka dibawa ke salah satu rumah
serta menyekapnya. Mereka menolak membebaskannya hidup-hidup, walau
sudah dikepung pasukan Zionis. Sementara itu, pihak Zionis menawarkan,
para pejuang akan dibiar bebas, jika mereka mau menyerahkan tawananya
atau mereka akan dirudal de dan mati bersama serdadu yang diculiknya.
Akhirnya pesawat tempur Israel menghabisi mereka, setelah dua hari
lamanya para mujahid tetap tidak mau menyerahkan sanderanya. Akhirnya,
ketiga mujahid gugur syahid bersama satu serdadu Zionis yang menjadi
tawananya. Mereka yang syahid adalah, Muhammad Farid Abdullah, Muhammad
Abdullah Ubaid dan Iyad Husean Abid.
-
Al-Qossam berhasil menembak jatuh pesawat tanpa awak dengan senjata
anti pesawat . mereka pun mendapatkan puing-puingnya.
- Salah satu helicopter Zionis terkena tembakan anti tanah dan memaksanya mendarat darurat.
Pembantaian keluarga Abu Isya
Pada
15 Januari 2009 Kamp Shati sebelah barat Gaza digempur serangan dari
kapal-kapal perang Israel. Salah satunya pada rumah milik satu keluarga
yang terdiri dari tujuh anggota. Keluarga tersebut bernama, Abu Isya.
Akibatnya, bapak, ibu serta kelima anaknya meninggal seketika. Setelah
itu mereka meninggalkan Shati.
Pembantaian Keluarga Duaib
Pada
6 Januari 2009, tank dan pesawat tempur Zionis menggempur Kamp Jabalia
di utara Gaza. Mereka menggempur rumah milik keluarga Duaib
mengakibatkan, 10 syuhada gugur.
Pembantaian Fakhurah
Selasa,
6/1/2009, Sekolah Fakhurah menjadi saksi pembantaian massal. Ketika
rudal-rudal Zionis menghantam bangunan sekolah yang dipakai berlindung
di kota tersebut. Wanita, anak-anak dan orang tua mengungsi di gedung
sekolah milik lembaga social milik PBB, UNRWA di Kamp Jabalia, utara
Gaza. Begitu juga rumah-rumah yang berada di sekilingnya menjadi target
serangan. Mereka semua menggapai derajat syuhada. Sebanyak 46 orang
terbunuh syahid dan 60 lainya luka-luka. Maka catatan kejahatan Israel
di dunia bertambah panjang. Kejahatan ini merupakan pembantaian yang ke
sekian kalinya mereka lakukan terhadap rakyat Palestina secara barbar.
Pembantaian Keluarga Dayah
Termasuk
dalam rangkain pembantaian secara masalah, terhadap sejumlah keluarga
Palestina adalah peristiwa shubuh tragis. Matahari pun belum menyingsing
pada Selasa (7/1/2009) tepatnya jam 6.00 pagi, keluarga haji Faiz Dayah
(65 tahun) tinggal di Zaitun, sebelah selatan Gaza.
Haji
Dayah beserta istri dan anak-anak beserta cucunya berkumpul di tingkat
pertama di rumah mereka yang terdiri dari empat tingkat, karena takut
rudal Zionis. Akan tetapi mereka tidak tahu, bahwa tempat itulah sebagai
ruangan terakhir bagi mereka, saat setengah bangunan ambles ke dalam
tanah.
Sejumlah saksi mata mengatakan,
mereka menemukan tingkat dasar bangunan tersebut menganga sedalam
sepuluh meter, seolah-olah ada gempa dakhsyat menghantam bangunan
tersebut. semua bangunan rata denan tanah, yang ada hanya batu-batu
kecil.
25 orang dari keluarga Dayah,
paling kecil baru berumur enam bulan, semuanya meninggal syahid di bawah
reruntuhan bangunan yang rata dengan tanah akibat gempuran pesawat
tempur Zionis yang menembakan roket, rudal, bom atau alat peledak lainya
untuk menghancurkan bangunan tersebut, bersama ke 25 penghuninya tak
tersisa.
Tim penyelamat berusaha
mengeluarkan korban dari reruntuhan hingga hari berikutnya. Kebanyakan
mereka tak bisa dikenali karena tubuhnya sudah tercerai berai. Sebagian
anggota tubuhnya sudah hilang. Mereka menemukan tangan seorang perempuan
yang sudah terpisah dari tubuhnya, tangan itu masing mengenakan cincin
kawin dari suaminya. Ada juga dua kaki yang terpisah dari badanya akibat
dakhsyatnya senjata Zionis yang sangat mematikan. Oleh karena itu,
mereka dikubur bareng-bareng. Kembali tergores catatan kejahatan Zionis
yang tak terkira, menambah panjang catatan kebiadaban mereka yang akan
kekal hingga kiamat.
Perluasan wilayah serangan di Zait
-
Jum’at 9/1/2009 untuk pertama kalianya brigade Al-Qossam menggempur
pangkalan udara Zionis di Tel Nauf sejauh 45 Kilometer dari Gaza
-
Pasukan khusus Al-Qossam membuat jebakan di salah satu rumah, sebelah
selatan Bet Lahya, dimana terdapat pasukan Zionis dan berhasil membunuh 8
serdadu lalu, menarik diri dari wilayah itu dengan selamat.
Pembantaian Terhadap Keluarga Abdu Rabbih
Pada
10 Januari 2009, pesawat tempur Zionis menggempur satu rumah milik
keluarga Abdu Rabbih yang mengakibatkan 8 anggota keluarganya meninggal
syahid.
Perluasan gempuran di wilayah zait
-
Sabtu 10/1/2009 untuk pertama kalinya Al-Qossam menggempur pangkalan
udara Zionis di Balmakhem, tengah wilayah jajajahn 48, sejauh 50
kilometer atau berjarak 40 kilometer dari perbatasan Gaza. Pangkalan
tersebut merupakan tempat penyimpanan rudal patriot dan Hetz milik
Zionis.
Penyerbuan Rumah
-
Rabu 14/1/2009 sekelompok pejuang Al-Qossam melessakan roket RPG
terhadap rumah dimana terdapat pasukan Zionis, kemudian mereka menyerbu
rumah tersebut, hingga terjadi baku tembak sengit. Akhirnya, mujahid
Al-Qossam menarik diri dari tempat tersebut dengan selamat, setelah
membunuh lima orang diantara mereka dan melukai dua lainya. Dalam
operasi ini, seorang mujahid, Luay Husen gugur syahid.
-
Dua mujahid Al-Qossam menegaskan, keduanya baru pulang dari medan
pertempuran dan dapat membunuh Sembilan serdadu Zionis di barat Bet
Lahya, setelah mereka terkonsentrasi di rumah dekat perkampungan
Al-Isra, sebelah barat Lahya selama beberapa hari. Keduanya melakukan
penyergapan dan menjebak musuh hingga masuk ke dalam rumah. namun mereka
mendapat perlawanan hingga Sembilan anggotanya tewas, beberapa lainya
luka-luka.
Gugurnya Komandan Mujahid Said Shiyam
-
Kamis 15/1/2009, setelah dua pecan gugurnya Syaikh Nazar Rayyan, Gaza
kembali diguncangkan dengan syahidnya pemimpina mujahid, Syaikh Shiyam
yang menjabat menteri dalam negeri ketika itu. Ia digempur pesawat
pembunuh Israel dengan sejumlah bom ke rumah saudaranya, saat ia
berkunjung ke sana. Ia gugur syahid bersama putranya, Muhammad dan
saudara kandungnya. Juga gugur dalam peristiwa ini, seorang warga yang
kebetulan berada di sekitar TKP.
-
Syaikh Shiyam dilahirkan di Kamp Shati tahun 1959 lalu. Nenek moyangnya
berasal dari Askelon yang diusir pemerintah Zionis pada tahun 1048.
-
Ia bekerja di sekolah milik yayasan social PBB, setelah ia keluar dari
sekolah Darul Mualimin di Ramallah. Ia mendapat gelar Diplom untuk ilmu
matematika. Lalu melanjutkan kuliahnya di universitas terbuka di Al-Quds
dan mendapat gelar bachelorius jurusan pendidikan tahun 2000.
-
Ia menjadi anggoat komite pengajar di sekolah-sekolah milik yayasan
social internasional dan memimpin komite pengajar selama tujuh tahun
berturut-turut. Ia juga duduk sebagai anggota dewan pendiri Universitas
Islam dan anggota biro politik gerakan Hamas, anggota parlemen
Palestina, ketua fraksi Hamas di parlemen serta terakhir menteri dalam
negeri Palestina.
- Ia ditangkap
selama beberapa kali dan dijebloskan ke dalam penjara Israel, kemudian
didevortasi ke Zahwar, selatan Libanon dan kembali ditangkap dinas
keamanan otoritas Palestina.
-
Abu Mush’ab (Shiyam) menghabiskan hidupnya di medan pertempuran,
meninggal sebagai syuhada dalam melawan penjajahan. Dialah yang
melindungi front terdepan dalam negeri. Gaza tidak pernah menyaksikan
situasi yang penuh dengan keamanan dan ketentraman, kecuali setelah
dikuasainya kendali keamanan dan dibersihkanya Jalur Gaza dari para
perusuh yang dilakukan aliran kudeta yang sudah disetir Zionis dari
kalangan gerakan Fatah.
- Ribuan
bangsa Palestina berduyun-duyun mengikuti proses penghantaran jenazah
Shiyam ke pemakaman, walau diancam dengan serangan udara Zionis yang
siap datang tiba-tiba. Jasad sucinya dimakamkan di pekuburan para
syuhada di wilayah Syaikh Ridwan. Ia bersama anak dan saudaranya. Semoga
Allah menerima segala amalnya dan menempatkanya di surge Iliyyiin
bersaam para nabi dan rasul.
Tembakan roket beberapa saat setelah pengumuman gencatan senjata secara sepihak.
-
Sabtu 17/1/2009, para mujahid berhasil menarik pasukan infantry Zionis,
masuk ke salah satu rumah yang sudah ditanam bahan peledak di Jabal
Kashef, timur Jabalia. Kemudian mereka meledakanya, hingga sejumlah
serdadu tewas dan luka.
- Hal
ini menjadi bukti kekalahan Zionis serta kegagalanya dalam mencapai
target-targetnya di Gaza. Perdana menteri Zionis, Ehud Olmert
mengumumkan gencatan senjata sepihak. Sementara Brigade Al-Qossam
melunasi janjinya menggempur pangkalan udara Hatsarem dengan rudal Grad,
sete pidatonya di televise. Mereka juga melessakan tiga roket grad ke
kota Uvekum, persis setelah pidato Olmert di televise. Dijelaskan,
langkah ini menjadi bukti bahwa Al-Qossam tetap berpegang pada
perlawanan senjata dan akan selalu melindunginya. (asy)