بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
........
Selama masih ada koneksi dengan langit, tak usah khawatir dengan apa yang ada di bumi.
Teknologi
untuk berkoneksi dengan langit telah lama di bawa para nabi dan rasul.
Mereka mengajarkan agar ada sambungan yang tak terputus. Hubungan yang
kuat dengan penguasa jagad raya, pencipta alam semesta, termasuk
penguasa seluruh jiwa. Tiada kekuatan dan keagungan melainkan kekuatan
dan keagungan-Nya.
Dalam bahasa yang berbeda seorang Gubernur pernah menanggapi komentar
miring yang tidak diperbuatnya, “kan ada Allah”. Sederhana, tapi begitu
mendalam. Ringkas, tapi menghunjam makna yang kuat dan terpancar dari
dirinya.
Koneksi langit adalah koneksi yang harus
dimiliki oleh setiap muslim. Terlebih aktivis dakwah. Tanpa koneksi itu,
semua menjadi percuma dan tersia. Tanpa hubungan dengan Allah, amal
kerja menjadi tak berharga.
Koneksi langit yang kuat akan menuntut akses di bumi. Interaksi yang
kuat dengan siapa saja. Tua muda miskin kaya. Desa kota sama saja.
Pejabat atau rakyat bisa di akses secara multi. Akrab dan bersahabat
dengan siapa saja.
Bila ingin memperkuat akses dibumi, maka kuatkan koneksi dengan
Allah. Bila koneksinya melemah, perbaiki segera. Tanpa perlu delay atau
siaran tunda,
“Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, maka Allah akan
menyempurnakan hubungan-Nya dengan orang tersebut.”(HR. Hakim)
Berkoneksi dengan Langit
Berkoneksi dengan Langit
Rasulullah SAW dan para sahabat dahulu menganggap shalat sebagai terminal istirahat. Saat jiwa terasa letih oleh beban perjuangan dan saat tubuh penat oleh berbagai ujian hidup, generasi terbaik itu mendirikan shalat untuk melepas lelah. Rasulullah meminta Bilal untuk mengumandangkan azan dengan mengatakan, “Wahai Bilal tentramkanlah hati kami dengan shalat…” (HR. Daruquthni)
Banyak yang mencoba membangun koneksi dengan sholat, tetapi
koneksinya lemah atau malah tak berbekas. Persis seperti mana sinyalemen
dari rasul. “Berapa banyak orang yang menegakkan shalat hanya memperoleh letih dan payah” ( HR Nasa’i ).
Banyak lagi jalan membangun koneksi langit. Hubungan komunikasi yang
kuat antara hamba dengan Khaliqnya. Adalah sholat dengan rukuk sujud dan
aktifitas serta gerakan yang menyertainya. Apalagi malam hari dengan
qiyamullail. “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi
orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus
dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)
Adalah shoum sebagai perisai. Adalah qur’an hiasan bibirsenandung
tilawah, hati akal pikiran dan perbuatan yang membersamainya. Adalah
amal sholeh pengikat hubungan hamba dengan Rabbnya. Berkoneksi senatiasa
sepanjang pagi dan petang sepanjang hayat dikandung badang. Unlimited.
Tak terbatas. Biarlah kematian yang memutus koneksinya.
..... ..*.. .....
Semoga menjadi nasihat bagi diri kami pribadi yang mungkin sering melanggar apa yang kami katakan ini. Wallahu musta’an
.. ..ﺁﻣِّﻴﻦَ
ﻱَ
ﺭَ
ﺑَّﻞْ
ﻋَﻠَﻤِﻴّﻦْ
.. . .وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
***
Al Faqir ‘ila Maghfirati Rabbihi ‘Azza wa Jalla
Maya risma......
Al Faqir ‘ila Maghfirati Rabbihi ‘Azza wa Jalla
Maya risma......