Kamis, 05 Juli 2012

~* Tentang Kita *~







Orang yang paling merugi adalah orang yang paling sibuk dengan urusan diri sendiri dan melalaikan Allah. Dan yang lebih merugi ialah orang yang sibuk dengan urusan manusia dan melalaikan diri sendiri. Di dalam As-Sunnah disebutkan dari hadits Abu Said Al-Khudry, dia memarfu'kannya : "Jika anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya tunduk kepada lidah serasa berkata, "Bertaqwalah kepada Allah karena kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kamipun ikut lurus dan jika engkau bengkok, maka kamipun ikut bengkok"

Mari kita renungkan...

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tidak boleh selalu melihat ke belakang Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.



"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanya (dimintai pertanggungan jawabnya)". (QS. AI-Israa: 36)

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut.
Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga bicaralah sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya

Allah swt telah menciptakan semuanya dengan tepat dan manfaat sehingga tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri nikmat dariNya dengan cara memanfaatkan seluruh anggota tubuh kita dengan hal yang bermanfaat..

"Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan telingaku, dari kejahatan mataku, dari kejelekan lisanku, dari kejahatan hatiku dan dari kejahatan maniku". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i din Ahmad).