السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Allah Meliputi Segala Sesuatu
أَلَا إِنَّهُمْ فِي مِرْيَةٍ مِّن لِّقَاء رَبِّهِمْ أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيطٌ
alaa innahum fii miryatin min liqaa-i rabbihim alaa innahu bikulli syay-in muhiithun
"Ingatlah bahwa
sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan
mereka, ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu."
(Al Fushilat:54
)
Saya
harus berhati-hati menterjemahkan ayat ini, karena diperlukan ada ayat
pendukung yang menyatakan kalimat DIA MELIPUTI SEGALA SESUATU … Karena didalam
tafsir-tafsir besar, seperti Fi Dhzilalil Qur'an, Jalalain, Shafwatut Tafaasir
Al Munir, dan Al Qur'anul Karim terjemahan departemen Agama , `alaa innahu
bikulli syaiin muhiith' … bahwa sesungguhnya DIA maha meliputi segala
sesuatu ... ditafsirkan bahwa yang meliputi segala sesuatu itu adalah ilmu-Nya,
… kekuasaan-Nya, … atau kekuatan-Nya (energi-Nya) dll. Kesimpulan dari
semua tafsir-tafsir yang ada bahwa yang meliputi segala sesuatu adalah
sifat-sifat-Nya, … bukan DIA (dzat), ... padahal sifat-sifat itu bergantung
kepada Dzat.
Kalau
dilihat dari sejarah perkembangan ilmu-ilmu islam ... mufassirin
muncul saat bersamaan adanya konflik aliran mazhab … diantaranya empat
aliran popular pada masa itu yaitu, mutakallimun, para filosof, al
ta'lim dan para sufi. Dua yang pertama dalam mencari kebenaran menggunakan
akal, walaupun antara keduanya terdapat perbedaan yang besar dalam prinsip
penggunaan akal itu. Golongan yang ketiga menekankan otoritas imam,
dan yang terakhir menggunakan Al dzawq (intuisi/rasa)
Faham
tasawuf berkembang dengan terkenalnya prinsip hulul atau ittihad
(bersatunya hamba dengan tuhan). Hal ini mengakibatkan para mufassir tidak
berani terang-terangan menterjemahkan ayat ini dengan jelas, ... karena konflik
itu hingga kini masih berlanjut. Sehingga ayat ini menjadi musytarak
(banyak arti) padahal kata DIA, tidak perlu ditafsirkan lagi dengan diluar
diri-Nya. yang akibatnya terlalu rancu diterjemahkan dengan arti sifat-Nya …
karena takut dituduh termasuk memiliki faham yang sama dengan Al Hallaj
!! yaitu faham, Allah bersatu dengan makhluknya. Akan tetapi mereka
akan menemukan kesulitan jika hal ini tidak diterjemahkan dengan apa adanya,
…sebab para mufassir lainnya juga ikut-ikutan menterjemahkan DIA dengan
sifatnya yang meliputi segala sesuatu, ... yaitu sifat ilmu, kuasa,
kudrat, iradat-Nya
Padahal
ayat ini menjelaskan DIA nya yang meliputi segala sesuatu yaitu Dzat-nya
atau diri-Nya yang meliputi segala sesuatu, …ialah ALLAH yang meliputi segala
sesuatu, ... bukan sifat-Nya, ... karena sifat itu sangat bergantung
kepada DZAT, … seperti bergantungnya rasa manis kepada dzat (wujud) madu …
manis itu tidak bisa berdiri sendiri jika tidak ada dzat yang disifati,
sehingga saya lebih berani menjelaskan kesempurnaan-Nya (bikamalatihi,
sifat ,asma dzat, dan af'al) yaitu Dzat Allah yang meliputi segala sesuatu
sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:
أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصْابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ
"….wallahu
muhithun bil kaafirin …
Dan Allah meliputi orang-orang yang
kafir" (Al
Baqarah:19)
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
qul huwa allaahu ahad
"katakanlah :
Dia-lah Allah yang maha Esa "
اللَّهُ الصَّمَدُ
allaahu alshshamadu
"Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu"
( Al Ikhlash:
1-2)
Baiklah
saya nukilkan apa yang tertera di dalam kitab suci Al qur'an, dimana setiap
yang disebut wahyu itu bukanlah hanya wahyu tasysi', atau wahyu
syari'at, tetapi juga wahyu ilham. Yaitu Allah memberikan perintah-perintah
atau instruksi-instruksi kepada makhluqnya.
"Dan tuhanmu
mewahyukan kepada lebah" ( An nahl:18)
"Dan Kami
wahyukan kepada ibu Musa" ( Al Qashas:7)
"Da ia
mewahyukan kepada tiap-tiap langit itu urusan masing-masing" ( Al Fushilat:12)
Kata
wahyu yang tertera dalam ayat-ayat diatas , secara tegas menyatakan bahwa Allah
tidak menutup-nutupi kepada kita, bahwa bukan siapa-siapa yang membisikkan dan
menggerakkan tubuh manusia, yang oleh pakar disebut alam kecil (mikrokosmos)
atau gambaran mini tentang alam semesta, dan DIA lah yang bersembunyi (Al
bathin) dibalik kasat mata manusia. DIA yang menggerakkan bumi, langit,
bintang-bintang, matahari, ... dan mengajarkan lebah dan menuntunnya dalam
membuat kontruksi bangunan rumahnya yang indah. Masing-masing dibekali wahyu
dari Tuhannya untuk melaksanakan tugas-Nya tanpa membantah, sehingga jalan
mereka tidak berbenturan dengan fitrah Allah yang Maha suci
Kemudian dia mengarah
kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan pada bumi
; "silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa .
jawab mereka : kami mengikuti dengan suka hati" ( Al Fushilat: 11)
"Maka Allah
menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan mewahyukan perintah-Nya pada
tiap-tiap langit itu dan kami hiasi langit dunia dan pelita-pelita dan kami
memeliharanya, demikian lah ketentuan yang maha perkasa lagi maha
mengetahui"
(Al Fushilat:12)
Allah mengajarkan
manusia apa-apa yang belum diketahuinya. Allah lah yang menuntun manusia,
memberikan inspirasi, ilham dan wahyu. Tubuhnya patuh mengikuti perintah
Tuhannya tidak terkecuali orang kafir. Sunnah-sunnah Allah berlaku kepada alam
semesta baik yang mikro maupun yang makro .
Teori
mekanika tentang kehidupan gagal menerangkan fakta-fakta biologi … Kesulitan
yang nyata pada saat ini adalah anggapan yang keliru karena penggunaan bahasa,
seperti kita mengatakan bahwa matahari terbit dan terbenam setiap hari, ...
padahal sebenarnya matahari tidak terbit maupun tenggelam. ... juga kita selama
lebih dari 2000 tahun telah mengatakan bahwa kotoran manusia itu menjijikkan,
... dan kita telah mengatakan bahwa materi sebagai wujud mati dan jiwa sebagai
sesuatu yang terpisah dan memiliki eksistensi tersendiri yang abadi. Namun
dikatakan bahwa setiap unsur dasar
materi
itu kekal … tidak ! sebenarnya tidaklah demikian! Hal ini kita ketahui
dari sesuatu yang dapat berakhir itu ada. Prinsip kekekalan materi dan daya
yang lebih tepat disebut sebagai prinsip kekekalan energi, merupakan fakta
terbaik yang tidak bisa dipungkiri dari pengalaman manusia. dan untuk itu kita
pantas menghargai ilmu pengetahuan. Energi merupakan entitas terakhir yang kita
jumpai dimana saja.
kita
tidak mampu mendapatkan yang lebih dari itu. Bentuk-bentuk energi ini ialah,
panas, cahaya, daya maknetis listrik, atom (sebagai energi yang masih tertidur)
Kami
telah mencoba memperhatikan bahwa akal sendiri merupakan gerak, akal dan materi
bukan merupakan dua realitas yang terpisah, melainkan sebagai dua realitas yang
sama yang sedikit banyak bergerak. Prinsip hidup eksis dimana-mana dan segala
sesuatu eksis didalamnya. Tidak ada yang dapat berwujud tanpa prinsip hidup
ini. Didalam diri manusia ada satu kombinasi gerak, oleh karenanya kami
menyebut ini sebagai materi yang berakal atau akal yang bermateri sungguh
sepantasnyalah kita menciptakan sebuah istilah yang baru bagi manifestasi
realitas dalam diri benda-benda yang hidup. Benda-benda itu sebenarnya diam
diatas gerak …dan gerak itu diam diatas prinsip hidup … hidup itu ada pada yang
wujud ... wujud itu ada pada dzat …
Untuk
memudahkan uraian diatas, ... anda perhatikan dan buatlah sebuah perumpamaan
... Ambillah sebuah benda mati (batu, misalnya) coba anda gerakkan ke kiri dan
kekanan … perhatikan dengan seksama peristiwa itu …batu bergerak kekiri dan
kekanan mengikuti kemauan anda, … yaitu kehendak yang menyelimuti
batu itu … Kehendak itu timbul dari wujud anda yang memiliki kuasa, … ketetapan
… batu itu mengikuti perintah anda … tunduk patuh terpaksa maupun sukarela …
batu itu berislam (berserah) terhadap anda dan kenyataan sebenarnya adalah
gerakan anda bukanlah gerakan batu ... karena batu itu bergantung kepada
gerakan yang timbul dari gerakan kemauan anda !!!
Batu
itu betul-betul tidak memiliki kuasa sedikitpun, … sehingga jika anda mengerti
akan asal gerakan itu maka anda akan berkata … akulah yang menggerakkan batu
itu … akulah yang memelihara batu itu … akulah yang kuasa atas batu itu … dan
akulah yang meliputi batu itu ... ilmu iradat ( kuasa ) … iradat
(kemauan) … namun batu bukanlah aku !
Dalam
gerakan batu itu terdapat kemauan …kekuasaan …kekuatan … ide (akal) …dan
gerakan diri anda sendiri, sehingga anda menyatakan bahwa batu bergerak atas
kemauan-ku ... kuasa-ku …dan gerakan itu adalah gerakanku, ... dan gerakan itu
lebih tampak dari batu itu sendiri, karena batu diliputi oleh gerak-ku !! Bagi
orang awam melihat peristiwa gerakan batu itu … ia menganggap yang bergerak
adalah sebuah BATU, ... karena dia tidak melihat bahwa batu itu diam diatas
GERAK. Begitu juga atom, electron, bergerak diatas gerakan yang Maha kekal ...
maha hidup ... maha kuasa ... maha pintar ... maha tahu …dan mereka ada atas
ADA nya DZAT !! Jika anda mengerti akan kejadian ini ... alangkah indahnya
GERAK yang memiliki ide-ide besar ... rencana-rencana unik … dan ternyata DIA
lebih tampak dari pada alam ini ….
Mudah-mudahan
anda memahami ilustrasi diatas, … karena agak sulit saya menggambarkan dengan
bentuk tulisan ... atas jawaban ini. Maka tidak heran jika para sufi
kesulitan mengungkapkan dengan bentuk bahasa lugas kecuali hanya berupa
syair-syair yang juga sulit difahami oleh orang awam
Baca Juga :
Mengupas Kulit Bawang Spiritualitas
Directions:
Abu Sangkan
Abu Sangkan