Kamis, 15 November 2012

Allah Meliputi Segala Sesuatu





السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

  بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Allah Meliputi Segala Sesuatu


أَلَا إِنَّهُمْ فِي مِرْيَةٍ مِّن لِّقَاء رَبِّهِمْ أَلَا إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُّحِيطٌ
alaa innahum fii miryatin min liqaa-i rabbihim alaa innahu bikulli syay-in muhiithun

"Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka, ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia meliputi segala sesuatu." 
(Al Fushilat:54 ) 
 

Saya harus berhati-hati menterjemahkan ayat ini, karena diperlukan ada ayat pendukung yang menyatakan kalimat DIA MELIPUTI SEGALA SESUATU … Karena didalam tafsir-tafsir besar, seperti Fi Dhzilalil Qur'an, Jalalain, Shafwatut Tafaasir Al Munir, dan Al Qur'anul Karim terjemahan departemen Agama , `alaa innahu bikulli syaiin muhiith' … bahwa sesungguhnya DIA maha meliputi segala sesuatu ... ditafsirkan bahwa yang meliputi segala sesuatu itu adalah ilmu-Nya, … kekuasaan-Nya, … atau kekuatan-Nya (energi-Nya)  dll. Kesimpulan dari semua tafsir-tafsir yang ada bahwa yang meliputi segala sesuatu adalah sifat-sifat-Nya, … bukan DIA (dzat), ... padahal sifat-sifat itu bergantung kepada Dzat.



Kalau dilihat dari sejarah perkembangan ilmu-ilmu islam  ... mufassirin muncul saat bersamaan adanya konflik aliran mazhab … diantaranya  empat aliran popular pada masa itu yaitu, mutakallimun, para filosof, al ta'lim dan para sufi. Dua yang pertama dalam mencari kebenaran menggunakan akal, walaupun antara keduanya terdapat perbedaan yang besar dalam prinsip penggunaan akal itu.  Golongan yang ketiga menekankan otoritas imam, dan  yang terakhir menggunakan Al dzawq (intuisi/rasa)



Faham tasawuf  berkembang dengan terkenalnya prinsip hulul atau ittihad  (bersatunya hamba dengan tuhan). Hal ini mengakibatkan para mufassir tidak berani terang-terangan menterjemahkan ayat ini dengan jelas, ... karena konflik itu hingga kini masih berlanjut. Sehingga ayat ini menjadi musytarak (banyak arti) padahal kata DIA, tidak perlu ditafsirkan lagi dengan diluar diri-Nya. yang akibatnya terlalu rancu diterjemahkan dengan arti sifat-Nya … karena takut dituduh termasuk memiliki faham yang sama dengan Al Hallaj !!  yaitu faham, Allah bersatu dengan makhluknya.  Akan tetapi mereka akan menemukan kesulitan jika hal ini tidak diterjemahkan dengan apa adanya, …sebab para mufassir lainnya juga ikut-ikutan menterjemahkan DIA dengan sifatnya yang meliputi segala sesuatu,  ... yaitu sifat ilmu, kuasa, kudrat, iradat-Nya



Padahal ayat ini menjelaskan DIA nya yang meliputi segala sesuatu  yaitu Dzat-nya atau diri-Nya yang meliputi segala sesuatu, …ialah ALLAH yang meliputi segala sesuatu, ...  bukan sifat-Nya, ... karena sifat itu sangat bergantung kepada DZAT, … seperti bergantungnya rasa manis kepada dzat (wujud) madu … manis itu tidak bisa berdiri sendiri jika tidak ada dzat yang disifati, sehingga saya lebih berani menjelaskan kesempurnaan-Nya (bikamalatihi, sifat ,asma dzat, dan af'al) yaitu Dzat Allah yang meliputi segala sesuatu sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:




أَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاءِ فِيهِ ظُلُمَاتٌ وَرَعْدٌ وَبَرْقٌ يَجْعَلُونَ أَصْابِعَهُمْ فِي آذَانِهِم مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ واللّهُ مُحِيطٌ بِالْكافِرِينَ


"….wallahu muhithun bil kaafirin

Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir"  (Al Baqarah:19)


قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
qul huwa allaahu ahad
  "katakanlah : Dia-lah Allah yang maha Esa "


اللَّهُ الصَّمَدُ

allaahu alshshamadu

"Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu" 
( Al Ikhlash: 1-2)



Baiklah saya nukilkan apa yang tertera di dalam kitab suci Al qur'an, dimana setiap yang disebut wahyu itu bukanlah hanya wahyu tasysi', atau wahyu syari'at, tetapi juga wahyu ilham. Yaitu Allah memberikan perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada makhluqnya.




"Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah" ( An nahl:18)

"Dan Kami wahyukan kepada ibu Musa" ( Al Qashas:7)

"Da ia mewahyukan kepada tiap-tiap langit itu urusan masing-masing" ( Al Fushilat:12)



Kata wahyu yang tertera dalam ayat-ayat diatas , secara tegas menyatakan bahwa Allah tidak menutup-nutupi kepada kita, bahwa bukan siapa-siapa yang membisikkan dan menggerakkan tubuh manusia, yang oleh pakar disebut alam kecil (mikrokosmos) atau gambaran mini tentang alam semesta, dan DIA lah yang bersembunyi (Al bathin) dibalik kasat mata manusia. DIA yang menggerakkan bumi, langit, bintang-bintang, matahari, ... dan mengajarkan lebah dan menuntunnya dalam membuat kontruksi bangunan rumahnya yang indah. Masing-masing dibekali wahyu dari Tuhannya untuk melaksanakan tugas-Nya tanpa membantah, sehingga jalan mereka tidak berbenturan dengan fitrah Allah yang Maha suci  



Kemudian dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan pada bumi ; "silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa . jawab mereka : kami mengikuti dengan suka hati" ( Al Fushilat: 11)



"Maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari dan mewahyukan perintah-Nya pada tiap-tiap langit itu dan kami hiasi langit dunia dan pelita-pelita dan kami memeliharanya, demikian lah ketentuan yang maha perkasa lagi maha mengetahui" (Al  Fushilat:12)



Allah mengajarkan manusia apa-apa yang belum diketahuinya. Allah lah yang menuntun manusia, memberikan inspirasi, ilham dan wahyu. Tubuhnya patuh mengikuti perintah Tuhannya tidak terkecuali orang kafir. Sunnah-sunnah Allah berlaku kepada alam semesta baik yang mikro maupun yang makro .





Teori mekanika tentang kehidupan gagal menerangkan fakta-fakta biologi … Kesulitan yang nyata pada saat ini adalah anggapan yang keliru karena penggunaan bahasa, seperti kita mengatakan bahwa matahari terbit dan terbenam setiap hari, ... padahal sebenarnya matahari tidak terbit maupun tenggelam. ... juga kita selama lebih dari 2000 tahun telah mengatakan bahwa kotoran manusia itu menjijikkan, ... dan kita telah mengatakan bahwa materi sebagai wujud mati dan jiwa sebagai sesuatu yang terpisah dan memiliki eksistensi tersendiri yang abadi. Namun dikatakan bahwa setiap unsur dasar

materi itu kekal … tidak ! sebenarnya tidaklah demikian!  Hal ini kita ketahui dari sesuatu yang dapat berakhir itu ada. Prinsip kekekalan materi dan daya yang lebih tepat disebut sebagai prinsip kekekalan energi, merupakan fakta terbaik yang tidak bisa dipungkiri dari pengalaman manusia. dan untuk itu kita pantas menghargai ilmu pengetahuan. Energi merupakan entitas terakhir yang kita jumpai dimana saja.
kita tidak mampu mendapatkan yang lebih dari itu. Bentuk-bentuk energi ini ialah, panas, cahaya, daya maknetis listrik, atom (sebagai energi yang masih tertidur)



Kami telah mencoba memperhatikan bahwa akal sendiri merupakan gerak, akal dan materi bukan merupakan dua realitas yang terpisah, melainkan sebagai dua realitas yang sama yang sedikit banyak bergerak. Prinsip hidup eksis dimana-mana dan segala sesuatu eksis didalamnya. Tidak ada yang dapat berwujud tanpa prinsip hidup ini.  Didalam diri manusia ada satu kombinasi gerak, oleh karenanya kami menyebut ini sebagai materi yang  berakal atau akal yang bermateri sungguh sepantasnyalah kita menciptakan sebuah istilah yang baru bagi manifestasi realitas dalam diri benda-benda yang hidup. Benda-benda itu sebenarnya diam diatas gerak …dan gerak itu diam diatas prinsip hidup … hidup itu ada pada yang wujud  ... wujud itu ada pada dzat …



Untuk memudahkan uraian diatas, ... anda perhatikan dan buatlah sebuah perumpamaan ... Ambillah sebuah benda mati (batu, misalnya) coba anda gerakkan ke kiri dan kekanan … perhatikan dengan seksama peristiwa itu …batu bergerak kekiri dan kekanan  mengikuti kemauan  anda, … yaitu kehendak yang menyelimuti batu itu … Kehendak itu timbul dari wujud anda yang memiliki kuasa, … ketetapan … batu itu mengikuti perintah anda … tunduk patuh terpaksa maupun sukarela … batu itu berislam (berserah) terhadap anda dan kenyataan sebenarnya adalah gerakan anda bukanlah gerakan batu ... karena batu itu bergantung kepada gerakan yang timbul dari gerakan kemauan anda !!!

Batu itu betul-betul tidak memiliki kuasa sedikitpun, … sehingga jika anda mengerti akan asal gerakan itu maka anda akan berkata … akulah yang menggerakkan batu itu … akulah yang memelihara batu itu … akulah yang kuasa atas batu itu … dan akulah yang meliputi batu itu  ... ilmu iradat ( kuasa ) … iradat (kemauan) … namun batu bukanlah aku !



Dalam gerakan batu itu terdapat kemauan …kekuasaan …kekuatan … ide (akal) …dan gerakan diri anda sendiri, sehingga anda menyatakan bahwa batu bergerak atas kemauan-ku ... kuasa-ku …dan gerakan itu adalah gerakanku, ... dan gerakan itu lebih tampak dari batu itu sendiri, karena batu diliputi oleh gerak-ku !! Bagi orang awam melihat peristiwa gerakan batu itu … ia menganggap yang bergerak adalah sebuah BATU, ... karena dia tidak melihat bahwa batu itu diam diatas GERAK. Begitu juga atom, electron, bergerak diatas gerakan yang Maha kekal ... maha hidup ... maha kuasa ... maha pintar ... maha tahu …dan mereka ada atas ADA nya DZAT !! Jika anda mengerti akan kejadian ini ... alangkah indahnya GERAK yang memiliki ide-ide besar ... rencana-rencana unik … dan ternyata DIA lebih tampak dari pada alam ini ….



Mudah-mudahan anda memahami ilustrasi diatas, … karena agak sulit saya menggambarkan dengan bentuk tulisan  ... atas jawaban ini. Maka tidak heran jika para sufi kesulitan mengungkapkan dengan bentuk bahasa lugas kecuali hanya berupa syair-syair yang juga sulit difahami oleh orang awam




 







Directions:
Abu Sangkan