Jumat, 17 Agustus 2012

~* Islam Jalan Penuh Cinta *~



 
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ





 

Semua agama di dunia menyeru kedamaian. Begitu pula dengan Islam. Islam adalah agama yang cinta damai. Islam sangat mengutuk segala bentuk kekerasan yang bisa mengancam keselamatan umat. Allah berfirman, 

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
wamaa arsalnaaka illaa rahmatan lil'aalamiina
Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’: 107).

Jadi salah besar kalau seandainya ada orang yang mencaci dan menuding agama islam, seperti contoh mereka mengatakan islam itu berkembang karena mengedepankan kekerasan seperti acung pedang atau perang. Karena ketika mereka membaca sejarah, mereka menemukan banyak peperangan yang terjadi sepanjang sejarah islam.

Kalau seandainya tudingan itu berasal dari orang-orang non islam, sebenarnya kita tidak perlu merasa kaget. Karena sudah jelas mereka musuh kita. Sebagai mana yang tertera dalam firman Allah Swt “ dan tidak akan pernah senang orang yahudi dan nasrani itu kepadamu ummat islam sebelum kamu mau mengikuti millah mereka”.

Mereka akan melihat agama kita dengan memakai kaca mata hitam, jadi semua yang mereka lihat tentang agama kita akan kelihatan hitam, walupun sebenarnya putih. Begitu juga sebaliknya, mereka akan melihat agama mereka dengan kaca mata putih, jadi setiap yg mereka lihat akan kelihatan putih walaupun sebenarnya hitam. 

Namun belakangan ini, predikat damai yang melekat dalam Islam sedikit terganggu. Bahkan telah tercoreng dengan adanya terorisme yang mengatasnamakan islam dalam aksinya. Aksi-aksi pengeboman menjadi berita internasional sebab menimbulkan korban yang tidak sedikit jumlahnya. Dalam aksi tersebut, dengan terbuka para pelaku terror mengaku amalan pengeboman itu dilegalkan oleh Al-Quran dan Hadist. Mereka menganggap apa yang mereka lakukan adalah jihad fi’sabilillah. Jelasnya, menurut mereka, membunuh non-muslim adalah bentuk jihad yang diwajibkan oleh Allah.

Bentuk teror tersebut kian memperkuat stigma bahwa Islam dan terorisme adalah dua hal yang saling berkaitan atau saling melengkapi. Tidak hanya itu, sebagian kalangan menilai Islam adalah agama yang cinta kekerasan. Kita sebagai muslim secara tak langsung boleh jadi dinilai sebagai muslim yang gemar melakukan tindak kekerasan atau terror.





Pertanyaannya adalah benarkah Islam bersinggungan dengan terorisme?

Sedikit inspirasi dari sebuah film yang memaparkan tragedi 11 september di Amerika Serikat film “My Name is Khan, and I am not a terrorist” yang di bintangi oleh Shah Rukh Khan (Risvan Khan) dan Kajol (Mandira). Crita ini di mulai dari Risvan Khan datang ke Amerika untuk menemui saudaranya dan bekerja disana. Sejak lahir ia menderita Asperger Syndrome, salah satu bagian autis yang mengakibatkan ganggunan untuk berinteraksi social. Dengan bantuan saudaranya tersebut, akhirnya dia dapat diterima di perusahaan kosmetik. Mandira merupakan sosok wanita hindu India yang dapat berkarir cukup bagus di negeri paman Sam. Dia membuka sebuah salon kecantikan di pusat kota San Fransisco. Mandira sudah bercerai dengan suaminya dan memiliki seorang anak bernama Sameer. Sebuah kebetulan akhirnya mempertemukan Khan dan Mandira ketika Khan menawarkan produk-produk kecantikanya kepada salon Mandira. Cerita pun berlanjut akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia.


Alur cerita berjalan cukup lambat dan membosankan tipikal film India dengan nyanyian dan tarianya yang khas. Alur berubah ketika mencapai pertengahan film dan memasuki inti cerita. Adalah peristiwa 11 September yang kemudian memunculkan stigma anti Islam di seluruh penjuru Amerika. Pria berjenggot panjang ditangkap dan kemudian dipukuli, sementara yang lainnya memilih mencukur habis jenggotnya untuk menyamarkan identitas kemuslimannya. Seorang wanita rela melepas jilbabnya agar dapat terus bekerja. Hal senada juga melanda kelurga kecil Khan dan Mandira. Sameer Khan, anak mereka yang telah tumbuh remaja dihina, dan kemudian dipukuli hingga meninggal. Peristiwa tragis ini membuat Mandira menyalahkan Khan karena telah menikahinya dan menambahkan embel-embel Khan dibelakang nama Sameer. Akhirnya Khan meninggalkan rumah dan berjanji tidak akan pulang sampai ia berhasil menemui presiden Amerika dan berkata bahwa ia seorang muslim tapi bukan teroris.

Pada titik ini, film mulai berjalan menarik dan enak untuk diikuti. Cerita ketika Khan berkali-kali berupaya menemui George Bush digambarkan oleh sutradara dengan sangat baik. Dalam perjalanannya melanglang buana, Khan sempat tinggal selama beberapa hari di sebuah kampung negro-kristen di Georgia. Perjalanannya berlanjut dan pada suatu kesempatan ketika ada iring-iringan mobil George Bush, Khan nekat berteriak: “My Name is Kan, and I’m not a terrorist!”. Kontan teriakan “terrorist” ini membuat ia menjadi pusat perhatian kamera dan pasukan pengamanan presiden. Khan akhirnya ditangkap, disiksa, diinterogasi dan dijebloskan ke penjara. Untungnya ada satu kantor berita muslim yang simpatik dengan Khan dan menuliskan bahwa ia sebenarnya tidak bersalah. Berita seputar Khan ini sampai juga ke telinga Mandira yang kemudian menolong Khan dan membebaskanya dari penjara. 

Badai Katrina yang melanda Georgia menggerakkan Khan untuk menolong para korban, padahal bantuan dari pemerintah saja belum mencapai wilayah itu. Ia menolong para korban di rumah sakit, memperbaiki gereja, dan membantu pembangunan kembali daerah itu. Aksinya diliput oleh wartawan yang simpatik tadi. Akhirnya tindakan heroic ini diliput dan dibahas secara luas di media-media terkemuka di Amerika. Dalam sekejap Risvan Khan menjadi newsmaker.

Film ini mencapai klimaks ketika akhirnya Khan berhasil menemui Barack Obama, presiden Amerika yang baru dan menyampaikan pesan “My Name is Khan and I’m not a terrorist” ini sampai secara langsung ke telinga presiden Amerika.

Dari film tersebut banyak kaum muslim yang terfitnah dan teraniaya hanya karena ulah terorismu yang mengatasnamakan islam. bukti-bukti lain bahwa islam itu agama cinta damai dan jauh dari kekerasan karena islam merupakan agama yang dibawa oleh nabi MuhammadSAW sebagai rohmatal lil’alamin. Jangankan manusia seluruh alam pun mendapat rahmat dengan kedahadiran islam. Contoh islam melarang kita jangan buang air dilubang semut. Dan ada lagi dalam riwayat lain melarang kita menjadikan keledai sebagai kursi, maksudnya jangan biarkan gerobak atau barang terus menerus dipundak keledai karena ini sangat memberatkan baginya. Kemudian didalam hadist yang lain nabi Saw. Mengatakan “apa bila kamu hendak menyembelih maka tajamkanlah pisaunya. Agar hewan tersebut tidak tersiksa”. Dari riwayat tersebut sudah jelas bagi kita bahwa islam datang sebagai rohmatal lil’alamin. Hewan saja mendapat rahmat dengan kedatangan islam apalagi manusia. Jadi ini bukti pertama bahwa islam agama cinta damai bukan mengedepankan kekerasan. 

Ada riwayat lain ketika nabi Muhammad SAW dimandikan dengan air ludah setiap kali melewati daerah itu, namun suatu hari nabi lewat ditempat itu kembali, nabi tidak menemukan air ludah yang jatuh dari atas, kemudian Nabi bertanya-tanya kemana orang yang biasa meludahi saya?, Ternyata nabi dapat kabar orang tersebut sedang sakit. Kemudian nabi datang dengan membawa buah-buahan untuk mengunjungi orang tersebut. Dan akhirnya orang tersebut masuk islam dengan melihat akhlak nabi yang sangat mulia. 
 
Subhanallah…. begitu mulianya Nabi Muhammad Saw. Tidak pernah melakukan kekerasan bahkan dengan musuhnya sendiri. Hal ini sudah cukup membuktikan bahwa islam adalah agama rohmatallil’alamin, atau agama cinta damai yang jauh dari kekerasan dan kezhaliman.

Terus benarkah Islam mengajarkan tindak terorisme?

Allah berfirman:


يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيراً مِّمَّا كُنتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ

yaa ahla alkitaabi qad jaa-akum rasuulunaa yubayyinu lakum katsiiran mimmaa kuntum tukhfuuna mina alkitaabi waya'fuu 'an katsiirin qad jaa-akum mina allaahi nuurun wakitaabun mubiinun
Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. (Al-Maaidah: 15-)


يَهْدِي بِهِ اللّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلاَمِ وَيُخْرِجُهُم مِّنِ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ

yahdii bihi allaahu mani ittaba'a ridhwaanahu subula alssalaami wayukhrijuhum mina alzhzhulumaati ilaa alnnuuri bi-idznihi wayahdiihim ilaa shiraathin mustaqiimin

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al-Maaidah:16)

Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT melalui Nabi Muhammad saw menghendaki manusia untuk selalu menuju jalan keselamatan yakni dengan dikeluarkannya mereka yang diibaratkan dalam kondisi gelap gulita yang kemudian bercahaya, sehingga dapat memilih jalan lurus. Dalam surat Ali Imran juga diterangkan:

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ

laqad manna allaahu 'alaa almu/miniina idz ba'atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatluu 'alayhim aayaatihi wayuzakkiihim wayu'allimuhumu alkitaaba waalhikmata wa-in kaanuu min qablu lafii dhalaalin mubiinin

Sungguh Allah telah memberi kenikmatan kepada orang-orang mukmin ketika Allah mengutus di kalangan mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali Imran: 164)

Terror yang mempunyai makna sebagai tindakan sewenang-wenang, keji, buruk dan merugikan pihak lain juga terjadi pada masa jahiliyah sebagaimana yang diterangkan dalam surat Ali Imran ayat 103:


وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللّهِ جَمِيعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
 wai'tashimuu bihabli allaahi jamii'an walaa tafarraquu waudzkuruu ni'mata allaahi 'alaykum idz kuntum a'daa-an fa-allafa bayna quluubikum fa-ashbahtum bini'matihi ikhwaanan wakuntum 'alaa syafaa hufratin mina alnnaari fa-anqadzakum minhaa kadzaalika yubayyinu allaahu lakum aayaatihi la'allakum tahtaduuna

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.  (QS. Ali Imran 103)

ayat tersebut dengan gamblang menjelaskan bahwa permusuhan adalah bentuk perilaku yang tidak disukai Allah. Terlebih, permusuhan yang terjadi antara umat seagama, beragama, dan sebangsa. Maka Allah dengan kemahakuasaan-Nya memberi nikmat kepada manusia untuk selalu bersatu.

Islam sama sekali tidak merestui permusuhan maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan orang lain. Ini juga yang senantiasa dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.

 
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

 fabimaa rahmatin mina allaahi linta lahum walaw kunta fazhzhan ghaliizha alqalbi lainfadhdhuu min hawlika fau'fu 'anhum waistaghfir lahum wasyaawirhum fii al-amri fa-idzaa 'azamta fatawakkal 'alaa allaahi inna allaaha yuhibbu almutawakkiliina

 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran: 159)


لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

laqad jaa-akum rasuulun min anfusikum 'aziizun 'alayhi maa 'anittum hariishun 'alaykum bialmu/miniina rauufun rahiimun

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah: 128)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki sifat lemah-lembut terhadap siapa saja. Baik itu yang seagama, segolongan maupun yang tidak. Karenanya, manakala terjadi permusuhan yang mengakibatkan penderitaan rakyat, beliau merasa iba. Untuk itu beliau tak henti-hentinya menyeru kepada umat untuk selalu berbelas kasih.

Dari ‘Aisyah istri Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Hai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. (HR. Muslim)

Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. (HR. Ahmad)

Dan apabila Allah mencintai seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang (kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang, melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan. (HR. Thabrani)

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ada seorang Arab badui kencing di masjid, lalu orang-orang marah, dan akan memukul sebagai hukuman. Kemudian melihat kemarahan para shahabat tersebut, beliau bersabda : 
Biarkanlah dia, dan siramlah pada bekas kencingnya itu seember atau setimba air, karena sesungguhnya kamu sekalian diutus untuk memberi kemudahan bukan diutus untuk membuat kesukaran/kesusahan”. (HR. Bukhari)

Dalam sabdanya yang lain, dari Anas, dari Nabi saw beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan mempersulit. Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”. (HR. Bukhari)

Beberapa hadis dan ayat di atas menunjukan bagaimana Islam yang direpresentasikan oleh Nabi Muhammad saw sangat mencintai kedamaian dalam hidup. Nabi Muhammad senantiasa menyeru kepada umatnya untuk selalu berkasih sayang.

Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi saw berpesan kepada para sahabat. Sabda beliau:

Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan musuh, maka bersabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang”. (HR. Muslim)

Berdasarkan ayat dan hadis yang sudah dijabarkan di atas maupun dilihat dari pembahasaan, sangat jelas Islam tidak ada sangkut pautnya dengan bentuk tindakan kekerasan atau teror. Adapun tindakan teror yang mengatasnamakan Islam merupakan hal yang keliru dan salah. Tindakan tersebut hanyalah bentuk dari kedunguan manusia bodoh dalam memahami Islam ataupun pihak lain yang ingin memecah belah umat islam dari kerukunan antar umat beragama.

Wallahu a’lam. Wa ilaihitur jau’l umur. 

وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 Semoga bermanfaat














Source :