Tapak senja beraroma harum pandan wangi
Hanyut mngalirkan romansa tabir dikeheningan malam
Menyingkap balutan kabut dipuncak menjulang tahta Sang Mahameru
Takjub menyisir hamparan lembah kesejukan
Kuhirup desah kerinduan dicelah batang retak tetesankan damar mengkristal
Mestikah misteri ini terhenti....
seiring matahari mengurai jatuhkan beningnya embun pagi
Tapak senja beraroma harum pandan wangi
Hanyut mngalirkan romansa tabir dikeheningan malam
Menyingkap balutan kabut dipuncak menjulang tahta Sang Mahameru
Takjub menyisir hamparan lembah kesejukan
Kuhirup desah kerinduan dicelah batang retak tetesankan damar mengkristal
Mestikah misteri ini terhenti....
seiring matahari mengurai jatuhkan beningnya embun pagi
Hanyut mngalirkan romansa tabir dikeheningan malam
Menyingkap balutan kabut dipuncak menjulang tahta Sang Mahameru
Takjub menyisir hamparan lembah kesejukan
Kuhirup desah kerinduan dicelah batang retak tetesankan damar mengkristal
Mestikah misteri ini terhenti....
seiring matahari mengurai jatuhkan beningnya embun pagi
..........~*~..........
Letih menepis geliat tarian gelap mengitariku
Bisik desir angin lembut telah mengirim pesan tentang kebenaran
Berhetilah mengejar bayang bayang kesemuan
Putus terlepas sudah jerat pengikat jiwa bebasku
Awan sembunyikan aku yang dirundung kegelisahan
Agar aku bisa mencumbuiMu diterangnya gemintang
..........~*~..........
Begitu sulit mengeja gerak tarian pucuk nyiur tak berirama
Sepertinya sisa badai menghempas telah mematahkan pelepah dipantaimu
Kusimak kebisuan diredup pancaran mata yang menyimpan gejolak didadamu
Seberapa jauh jarak penyekat batas ruang kau berikan untuk ku
Kucoba hantarkan bisik isyarat pesan lewat celah dahan kesejukan
Hingga kini masih menitikan buliran bening embun dibalik lembar lembar daun
..........~*~.........
Sejenak ketika awan melapis terik matahari mebakar kulit bumi
Kuraup tangkai tangkai serbuk bunga ilalang kering digenggam tanganku
Walau sekilas gamang seakan goyah sarat beban disetiap langkah
Kulepas taburkan benih mimpi berterbangan terbawa tiupan arah angin menyapu
Berurai jatuh seiring kubuang rasa sesak menyekat nafas tertahan diulu hatiku
Semua kisah buram kutinggalkan tentang goresan bilur bilur luka
Sirna musnalah bersama detak detak putaran waktu yang telah surut pergi dan berlalu
..........~*~........
Kepergianku ini hanya ingin terlepas dari jerat mimpi
Sebelum kuhisap segenggam sisa candu perjamuan memabukan
Sudah sepenggal musim jiwaku terlena hingga mati rasa
Dihampar sebongkah batu cadas kumemilih untuk kembali menyendiri
oleh; CalldeRa Biru
http://www.facebook.com/bambang.rudy
http://www.facebook.com/notes/maya-risma/-coretan-ii-/323684351057316?notif_t=note_comment
