بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
الَّذِينَ
ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ
وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
'' Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri [97]. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.''
اَلَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ أَبْنَاءَهُمْ
اَلَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ أَبْنَاءَهُمْ
"Orang-orang yang diberi kepada mereka Kitab, mengenal Muhammad sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka (sendiri)." (pangkal ayat 146).
Artinya; baik dalam wahyu yang disampaikan oleh Nabi Musa, atau wahyu yang disampaikan oleh Nabi Isa Almasih, demikian juga wahyu yang disampaikan kepada Nabi yang lain, seumpama Yasy'iya, disebutkan bahwa akan datang Nabi itu. Tanda-tandanyapun akan disebutkan, dan dari kaum mana dia akan timbulpun akan disebutkan, sehingga mereka mengenalnya sebagaimana mengenal anak mereka sendiri. Tetapi mereka memungkiri itu, artinya mereka tafsirkan isi ayat kitab suci mereka kepada maksud yang lain: Memang seorang Nabi akan datang, tetapi bukan Muhammad ini!
وَ إِنَّ فَرِيْقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُوْنَ الْحَقَّ وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ
"Dan sesungguhnya sebahagian dari mereka, mereka sembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (ujung ayat 146).
Inilah sebab terutama mengapa tidak akan dapat kecocokan. Inilah soal yang terutama mengapa soal kiblat menjadikan heboh mereka. Sebagian dari mereka telah sengaja menyembunyikan kebenaran. Ayat-ayat yang menyebut kan tentang kedatangan Rasul penutup itu, sampai sekarang ada dalam kitab-kitab mereka itu. Tetapi kalau ditanyakan kepada mereka, tidak mau mereka berterus-terang mengakui kebenaran, jika yang ditanya orang Yahudi, mereka menjawab bahwa memang Nabi itu tersebut dalam Kitab, tetapi bukan ini. Kalau Yang ditanya orang Nasrani, kebanyakan mereka memberi arti bahwa bukan Muhammad s.a.w. Yang dijanjikan Isa Almasih akan datang. Kalau masih ada bertemu ayat-ayat itu dalam Injil-injil yang mereka akui sekarang ini, akan rnereka jawab bahwa yang dimaksud Nabi Isa bukanlah Muhammad, tetapi Rasul Paulus!
Tetapi Tuhan bersabda dengan tegas:
اَلْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُوْنَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِيْن
"Kebenaran adalah dari Tuhan engkau, maka sekali-kali janganlah engkau termasuk dari orang-orang yang ragu." (ayat 147).
Tegasnya, memang engkaulah Rasul itu. betapapun mereka menyembunyikan kebenaran namun kebenaran datang dari Tuhan. Tidak ada satu kekuatan dalam dunia ini yang dapat menghalangi atau menyernbunyikan kebenaran itu.
Di dalam satu dari empat Injil yang mereka pegang hari ini, tersebut bahwa Nabi Palsu itu ada tandanya, yaitu seumpama kayu atau pohon yang buruk juga. Pohon yang buruk tidaklah akan menghasilkan buah yang baik. Pohon yang buruk akan habis ditumbangkan angin. Seratus kali mereka dengan kekuatan manusia, selama sejarah berabad-abad telah mereka coba menumbangkan pohon yang mereka katakan buruk itu, tetapi dia tambah subur.
Sebagaimana
pernah dikatakan oleh sarjana mereka sendiri, Sir Thomas Arnold,
bahwa seteiah bangsa Mongol dan Tartar menghancurkan Baghdad dan
membunuh Khalifah (1286), pada masa itu pula Islam masuk dan tersebar
di pulau Sumatera dengan rnegah dan jayanya. Ditebas di sini, dia
tumbuh di sana lebih subur dan lebih berkembang. Berkali-kali dia
telah dipukul kalau sekiranya bukan agama yang benar, dan kaiau
Nabinya Nabi Palsu, demi pukulan dan penghancuran itu sudah lama dia
hilang dari muka bumi. Tetapi tidak! Dia berkembang terus rnengambil
tempatnya yang layak di dunia. Sebab dia memang kebenaran Tuhan.
Didalam perjanjian lama, kita dapat pula menjumpai tentang Muhammad ini, misalnya dalam kitab Ulangan 18 :18 yang bunyinya: "Maka pada masa itu berfirmanlah Allah kepadaku, benarlah perkataan mereka itu. Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi diantara segala saudara-saudaranya yang seperti engkau ya Musa. dan Aku akan memberikan segala firmanKu dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan segala yang Kusuruh akan dia." Dalam ayat ini dijelaskan akan kedatangan seorang Nabi yang sebesar Nabi Musa, yang datangnya dari antara saudara-saudara Nabi Musa. Allah sudah terlalu kesal terhadap pembangkangan bangsa Israel. Itulah sebabnya Allah tidak lagl akan membangkitkan Nabi-nabinya dari keturunan Israel (Yahudi) tetapi dari pada saudara Israel, yaitu Arab. Ini kuat, sebab kalau ditarik garis keturunan yang lurus, maka Nabi Musa adalah keturunan Ishak, sedangkan Nabi Muhammad adalah keturunan Ismail. Ishak dan Ismail adalah dua bersaudara anak Ibrahim. Hal ini ditegaskan pula dalam kitab (Taurat Musa) Ulangan 33: 1-3 yang bunyinya:
1. Bermula, maka inilah berkat yang telah diberikan Musa khalil Allah pada Bani Israil dahulu daripada matinya.
3.Maka katanya: "Tuhan telah datang dari Thursina, dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir. Kelihatanlah ia gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir dengan Bukit Kades. Maka pada kanannya adalah tiang api bagi mereka itu."
4.Bagaimana dikasihinya akan mereka itu, yaitu segala suku bangsa itu,
segala kesuciannya dalam tangannya, dan mereka itu duduk dikakinya
masing-masing akan mendapat perkataannya.
Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat, suatu kebahagiaan yang diberikan oleh Musa khalil Allah untuk Bani Israil.
Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat: Thursina, Seir dan Paran. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s. mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah, Seir menyebutkan suatu bukit ditanah Kanaan yang dalam hal ini menunjukkan dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran" namanya adalah menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran itulah nama Mekkah yang aslinya. Pada tempat ketiga akan muncul seseorang.
Didalam ayat 1 dijelaskan akan hikmah ini, suatu berkat, suatu kebahagiaan yang diberikan oleh Musa khalil Allah untuk Bani Israil.
Ayat ke-2 membicarakan lebih jauh isi dari hikmak ini, yaitu tentang tiga tempat: Thursina, Seir dan Paran. Thursina adalah bukit dimana Nabi Musa a.s. mendapatkan dua log batu dan Tauratnya dari Allah, Seir menyebutkan suatu bukit ditanah Kanaan yang dalam hal ini menunjukkan dimana gerangan Nabi Isa a.s. akan lahir, yakni di Baitlahim, sedangkan tempat ketiga "Paran" namanya adalah menunjukkan di mana Nabi Muhammad akan lahir, sebab Paran itulah nama Mekkah yang aslinya. Pada tempat ketiga akan muncul seseorang.
Siapakah Dia? Yaitu yang datang hampir
atau mendekati Kades yang artinya Baitullah. Alangkah hebatnya tiang
yang muncul dari Paran ini, yaitu Tiang Api, (suatu kesalahan lagi.
Dalam Perjanjian Lama berbahasa Belanda disebutkan bukan tiang api,
tetapi Hukum Api (Vuurwet) suatu unsur yang sanggup dan akan dapat
membinasakan unsur-unsur kimia apapun didepannya, apakah ia baja
sekalipun.
Jadi yang dimaksud dengan tiang atau hukum api, ialah sudah
tentu munculnya suatu agama atau keyakinan yang sendi-sendinya sangat
kuat, sebagaimana tiang api itupun kuat. Agama apakah yang muncul dari
Paran? Tidak ada duanya, selain agama Islam yang mempunyia 4 sendi yang
kokoh yaitu Tauhid (Keesaan Tuhan), Ibadah (sembahyang dan puasa serta
haji), Muamalah (cinta sesama manusia, sosialis yang merata), dan Akhlak
(budi luhur manusia). Ayat ke-3 selanjutnya menggambarkan betapa bangsa
itu lalu dikasihi oleh Allah, serta berkenan menerima
perkataan-perkataan dari Dia, yang muncul dari Mekkah (Paran) itu.
Kesimpulan yang diperoleh dari seluruh tafsiran ini, ialah: ,"Dari
Mekkah akan datang Nabi itu, yaitu Nabi Muhammad s.a.w.
"NABI MUHAMMAD DALAM KITAB NABI YESAYA
Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:
"NABI MUHAMMAD DALAM KITAB NABI YESAYA
Kitab Nabi Yesaya pasal 41 ayat 1-4 bunyinya:
1.Berdiam dirilah kamu hai sekalian pulau, hendaklah segala bangsa memperbaharui kuat dan kuasanya, serta datang kemari, hendaklah mereka itu memutuskan hukum. Kami hendak bersama-sama datang hampir akan berhukum.
2.Siapa gerangan yang, sudah membangkitkan Dia dari musyrik dan bertemu dengan segala kebenaran pada segala langkahnya? Siapa Dia, yang menyerahkan segala orang-orang kafir dihadapan haderatnya dan akan memberikan kuasa atas segala raja-raja dan menyerahkan mereka seperti duli dan kepada busurnya seperti jerami diterbangkan angin?
3.Pada masa diusirnya mereka itu? Dengan selamat juga ia terus kepada jalan yang belum pernah dilangkahinya,
4.Siapa gerangan sudah mengadakan dan membuat dia, sambil memanggil segala bangsa asal mulanya. Aku ini Tuhan yang pertama, maka Aku ini yang kemudian sama saja. Didalam kutipan tadi, juga dijelaskan lagi, betapa nabi itu akan mengadakan peperangan dan akan mengalahkan orang orang dan raja-raja kafir sekalipun. Didalam ayat ke-3 diceriterakan betapa Nabi itu harus, "Hijrah" ke tanah yang belum pernah dijejakinya, dengan selamat. Hal ini mengingatkan kita kepada "Hijrah Rasulullah" dari Mekkah ke Medinah dengan selamat.
Ayat ke-2 menceriterakan bagaimana Muhammad mengalahkan raja-raja dan orang-orang kafir hanya sebagai duli yang diterbangkan angin, serta anakpanah-anakpanah lawan yang seolah-olah hanya jerami belaka, artinya tidak sampai melumpuhkan Muhammad dan tentaranya. Yesus belum pernah melakukan peperangan selama hidupnya. Sebab doktrin Yesus kita kenal yaitu: Bila ditempeleng pipi kiri berikanlah pula pipi yang kanan, dan cintailah sesamamu manusia, bahkan musuhmu juga. Dengan doktrin ini Yesus tidak mungkin akan mengadakan peperangan-peperangan dan serbuan, apalagi Yesus bukankah pernah mengatakan, bahwa kerajaannya bukanlah di dunia ini? (Yahya 18: 36)
NUBUATAN DANIEL TENTANG ISLAM
Didalam kitab Nabi Daniel dapat kita menjumpainya pada pasal 2 ayat 44-45: "Maka pada zaman raja-raja oleh Allah di surga, akan diadakan suatu kerajaan, yang pada selama-lamanya tiada dapat dibinasakan. Maka kerajaan itu tiada kuserahkan kepada salah satu bangsa lain, dan dia itupun akan menghancurkan dan meniadakan segala kerajaan itu, tetapi ia sendiri akan kekal sampai selama-lamanya.
Maka itulah sebabnya, tuanku
melihat sebuah batu gunung gugur dengan sendirinya dengan tiada tulungan
tangan, lalu dihancur luluhkannya besi dan tembaga, dan tanah liat, dan
perak dan emas. Bahwa Allah ta'ala sudah memaklumkan kepada tuanku,
barang yang akan jadi pada kemudian hari, bahwa sesungguhnya inilah
mimpi tuanku itu, dan tentulah takbirnya.
Umumnya bapa-bapa Gereja dan
Ulama-ulama Islam hampir sepaham bahwa kerajaan besar yang menggantikan
kerajaan Babilonia, menguasai daerah-daerah bebas kekuasaannya di timur
tengah ialah Persia, kemudian Macedonia, Assyria, kemudian Romawi.
Tetapi kerajaan kelima yang berupa "Campuran besi dan tanah liat" dan
"Kerajaan keenam" yang penutup, yang berupa "Batu gunung" yang
menghancurkan itu dalam penafsirannya terbit perbedaan paham diantara
mereka.
Pemimpin-pemimpin Gereja bersikeras menafsirkan bahwa yang
dimaksud dengan batu gunung ialah kerajaan Kristus. Tetapi harus
diingat, bahwa kerajaan Kristus sudah 16 abad lamanya mereka
tunggu-tunggu, atau mungkin sudah 20 abad lamanya belum juga datang.
Siapakah kerajaan yang "lain daripada kerajaan terdahulunya" yang telah
muncul sesudah kejatuhan Romawi? Jawabnya ialah: Kerajaan Islam.
Jikalau
pada tahun 426 M kerajaan Rum Barat tokh akhirnya jatuh juga, maka pada
sekitar tahun 612 M bangkitlah kerajaan Islam dan mulai mengembangkan
sayapnja. Sejak dari Jabal El Tarik di Spanyol sampai ke Pasai, bahkan
Demak dan Rembang di Indonesia. Tentaranya bagaikan badai taupan
mengamuk menghancurkan kerajaan kafir terdahulunya, sehingga lenyaplah
mereka seperti "debu yang diterbangkan angin."
وَسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Silahkan baca juga :
Maya Risma
Bekasi.