Sebagai imbalannya, saya memutuskan Anda menulis laporan utama untuk
terbitan pekan depan terkait dengan blokade terhadap Gaza yang dilakukan
oleh Yahudi dan pemerintah Mesir. Sa’idpun menjawab dengan penuh
semangat : Terima kasih pak atas kepercayaan yang diberikan kepada saya.
Semoga saya bisa melaksanakan tugas mulia ini dengan baik dan maksimal.
Tema Gaza ini memang menjadi konsentrasi saya sejak saya diterima
bekerja di majalah ini.
Sambil menganggukkan kepala, sang Pemred berucap; Anda benar, Anda
benar… lalu Sa’id berkata : Saya akan mulai segera dan akan buat
tulisan-tulisan yang akan menggema ke seluruh penjuru dunia, insya
Allah…Barakallahu fika ya akhi… (semoga Allah memberkahimu saudaraku),
ucap sang Pemred tadi. Namun, sebelum Anda mulai menulis, ada beberapa
catatan kecil yang perlu Anda perhatikan. Sai’id segera beratanya :
Apakah catatan kecil itu pak?
Lalu sang Pemred meneruskan: Andakan tahu bahwa majalah kita ini
tidak didukung oleh tokoh-tokoh besar di negeri ini. Maksudnya? Kata
Sai’d, sambil menyela perkataan pimpinannya itu. Maksudnya, tulisan Anda
jangan sampai menyinggung pemerintahan Arab yang terlibat memblokade
Gaza dengan penuh semangat dan begitu aktif.. Semoga Allah meridhai
Anda..Kita tidak mau bermasalah dengan para inteligen negera-negara Arab
yang ikut memblokade Gaza… Bisa-bisa kita dituduh merusak hubungan
persaudaraan antar negara-negara Arab, kata Pemred itu..
Barakallhu fik… Tapi, ada catatan kecil lagi yang tak kalah
pentingnya yang perlu Anda ingat. Apa itu? Jawab Sa’id… Andakan tahu
bahwa distribusi majalah kita bukan hanya di negera-negara Arab, akan
tetapi juga di negara-negara Eropa dan Amerika. Kita tidak mau dituduh
mendukung terorisme sehingga majalah kita dilarang beredar di sana.
Sebab itu, dalam tulisan nanti, Anda jangan sama sekali menyinggung
perlawanan bangsa Palestina terhadap Israel dan hak mereka untuk
memerangi penjajah Yahudi… Kita tidak mau menghadapi banyak
masalah…Nanti kita dituduh mendukung teroris. Oke? Semoga Allah meridhai
Anda. Kata Pemred majalah tersebut.
Sa’id mengira ceramah Pemrednya selesai. Tiba-tiba ia dikagetkan lagi
dengan ungkapannya : Kita tidak boleh menyinggung oarng-rang kaya Arab
dan bagaimana mereka menghabiskan uang mereka jutaan dolar AS untuk
pesta kembang api, pesta artis, penyanyi di saat penduduk Gaza mati
kelaparan. Andakan tahu sumber pendapatan majalah kita dari iklan. Bila
orang-orang kaya itu tersinggung dan marah pada majalah kita, kita tidak
akan mendapatkan iklan mereka.. Anda mengerti kan? Kita belum siap
kelaparan seperti penduduk Gaza. Oke?
Di muka Said memancar warna kemerahan pertanda marahnya sudah
memuncak. Namun, karena Sai’id seorang yang taat ibadah, ia bisa menahan
marahnya. Lalu ia memuji Allah sambil berkata : Subhanallah… Apalagi
perintahnya Bos? Bosnya dengan tenang menjawab : Tidak ada lagi, hanya
itu saja, bagi saya sudah cukup. Lalu Sa’id menimpali perkataan bosnya :
bapak yakin tidak ada lagi perintah lain? Kitakan tidak ingin orang
lain marah karena tulisan kita kan?
Akhirnyanya Sa’id keluar dari ruangan pimpinannya dalam keadaan marah
besar karena dia ditugaskan menulis tentang kenyataan yang ada di Gaza,
akan tetapi dengan seribu satu pantangan…Namun Sa’id tidak kehabisan
akal, karena ia seorang wartawan cerdas. Tanpa melanggar perintah
bosnya, ia menulis laporan utama terkait Gaza dan keesokan harinya ia
serahkan hasil tulisannya itu kepada pimpinannya agar dikoreksi sebelum
diturunkan. Isi tulisannya ialah :
Adapun rumah sakit dan tempat-tempat pelayanan kesehatan sudah
ditutup, karena sudah terbukti dan tidak perlu diragukan bahwa obat-obat
tradisional alias moderen adalah penyebab munculnya berbagai penyakit
dan membunuh daya imunitas tubuh. Sebab itu, para penduduk Gaza kembali
mengkonsumsi obat-obatan yang terbuat dari daun kayu dan rumput-rumputan
atau apa yang disebut dengan alami atau herbal karena mengikuti petuah
atau metode pengobatan kuno, atau konsep, back to nature.
Sebab itu, penduduk Gaza menjadi orang-orang yang kuat dan sehat sehingga mampu menggali
Yang lebih utama, mereka meminta pada Allah agar Allah memberikan
kesempatan pada para pemimpin negera yang ikut memblokade Gaza,
isteri-isteri dan anak-anak mereka agar dapat kesempatan menerapkan pola
hidup sehat seperti yang mereka lakukan sejak beberapa tahun
belakangan.
Amin yaa Robb.…
Sumber : eramuslim.com